banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Kamis, 28 April 2016

Kesempurnaan

Suatu hari, seorang murid bertanya kepada gurunya:
“wahai tuan guru, bagaimana cara agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam kehidupan ini?”

Sang guru menjawab:
“berjalanlah di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang !”

Setelah berjalan dan sampai diujung taman, sang murid kembali dengan tangan hampa…

Lalu sang guru bertanya:
“mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?”

Sang murid menjawab:
“sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin di depan pasti ada yang lebih indah. namun ketika aku sudah sampai diujung, akku baru sadar bahwa yang aku lihat tad adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali lagi kebelakang!”

Sambil tersenyum, sang guru berkata:
“Ya, begitulah kehidupan wahai muridku!…Betapa sering manusia mengejar yang sempurna dengan meninggalkan yang terbaik untuknya pada akhirnya ia tidak mendapatkan semuanya. Kesempurnaan yang hakiki hanya milik Allah., kita harus belajar ikhlas menerima apa yang Allah berikan kepada kita. Kita juga harus yakin bahwa pilihan Allah untuk kita adalah yang terbaik bagi kita. Belajarlah mensyukuri dan mengembangkan anugerah yang Allah berikan…”


Sumber: @tausiyahku_


Senin, 25 April 2016

Berprasangka Sedusta-dustanya Ucapan

Islam merupakan agama yg sempurna & sangat menghormati hak dalam bersaudara antara sesama manusia.Karena itu sangat menjamin hak-hak setiap individu maupun masyarakat dan melarang perbuatan yang menyerempet kepada hak-hak pribadi maupun aib dari setiap manusia.Salah satu perbuatan / sikap yg buruk adalah tajassus.

Tajassus adalah mencari2 kesalahan orang lain dengan menyelidikinya atau memata-matai. Dan sikap tajassus ini termasuk sikap yang dilarang dalam Alquran maupun hadis.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk,karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan.Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai,saling mendengki, saling membelakangi,dan saling membenci.Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”[HR.Muslim hadis no. 2563] "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka,karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa & janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)

Cukuplah buat kita sebuah untaian perkataan seorang imam yaitu Imam Abu Hatim bin Hibban Al-Busthi :
"Org yg berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri.Sesungguhnya org yg sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa capai.Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa ada pada saudaranya.Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih, dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.” Imam Abu Hatim berkata, “tajassus adalah cabang dari kemunafikan, sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan.Org yg berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka.Sedangkan org yg bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan berbuat jahat.”#motivasi #inspirasi #suksesmulia

Mustahil Menyenangkan Semua Orang



Oleh: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA


Surga, adalah cita-cita setiap insan.  Namun tentu jalan menuju ke sana membutuhkan perjuangan berat. Di  antaranya adalah dengan berusaha mengikhlaskan karena Allah ta’ala segala aktivitas yang kita kerjakan.

Sebagaimana perintah-Nya,
“قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ”

Artinya: “Katakanlah sesungguhnya shalatku, sembelihanku, kehidupanku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam”. QS. Al-An’am (6): 162.


Namun sadarkah kita, seringkali kita  berbuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu hanya karena omongan orang?  Padahal bisa jadi sesuatu yang kita perbuat itu jelek dan sesuatu yang  kita tinggalkan itu baik.

Ada orang tidak ke masjid, karena khawatir diomongin tetangga sok alim. 


Ada muslimah tidak pakai jilbab menutup aurat, karena ndak enak diomongin sok suci. 


Semua itu hanya karena takut omongan orang atau tidak enak dengan komentar orang.


Ketahuilah bahwa omongan orang itu tidak ada habisnya dan keridhaan mereka adalah sesuatu yang mustahil untuk diraih.  Sebab apa yang disukai si A belum tentu disukai si B. Begitu pula  sebaliknya. Lebih baik kita mencari ridha Allah yang sudah jelas pasti  mungkin dicapai.


Saat Anda menjadi baik, orang yang jahat  tidak akan suka. Sebaliknya ketika Anda menjadi jahat, orang yang baik  juga tidak akan suka. Mendingan Anda menjadi orang baik.


Satu hal penting yang harus kita ingat,  bahwa saat kita meninggalkan kebaikan atau melakukan keburukan;  dikarenakan omongan orang, ingat bahwa orang tersebut tidak akan membantu kita kelak di akhirat!  Dia tidak akan menolong kita saat masuk neraka. Juga tidak akan  membantu kita untuk masuk surga. Jadi untuk apa omongan dia kita  pertimbangkan?!


Masih segar dalam ingatan kita kisah Abu Thalib; pamanda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang  enggan masuk Islam. 

Tahukah Anda apa yang melatarbelakangi keputusan  fatal tersebut? Tidak lain karena kekhawatiran beliau terhadap omongan  kaumnya! 


Dia bersyair,
وَلقَدْ عَلِمْتُ بِأَنَّ دِينَ مُحَمَّدٍ … مِنْ خَيرِ أَدْياَنِ البَرِيَّـةِ دِيناً
 لَوْ لَا المَلاَمَةَ أَوْ حَذَارَ مَسَبَّةٍ … لَوَجَدْتَنِي سَمْحًا بِذَاكَ مُبِيناً
 

“Sungguh, aku yakin bahwa agama Muhammad adalah agama terbaik di muka bumi ini. Andaikan bukan karena celaan dan khawatir adanya ejekan, engkau akan mengetahui diriku menerima secara terang-terangan”.


Imam Syafi’i berpetuah, “Barang siapa  mengira ia bakal selamat dari omongan orang, sungguh ia adalah orang  yang tidak waras. Sebab Allah saja tidak selamat dari omongan orang. Ada  yang mengatai-Nya tiga. Begitu pula Muhammad tidak selamat dari omongan  orang. Ada yang mengatai beliau tukang sihir dan orang gila”.


Jadi, anggaplah omongan orang itu  bagaikan bongkahan-bongkahan batu besar. Engkau akan rugi bila  bongkahan-bongkahan itu engkau letakkan di atas pundakmu. Sebab lama  kelamaan pundakmu akan ambruk. Sebaliknya engkau akan beruntung, saat  kau tumpuk bongkahan-bongkahan itu di bawah telapak kakimu. Karena  engkau akan semakin tinggi berpijak di atasnya.



@  Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Jum’at, 16 J. Tsaniyah 1437 H

Minggu, 10 April 2016

PENYAKIT PEMBAWA SENGSARA NAN ABADI

Dalam sebuah hadits disebutkan
"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (qalbu)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Al Imam Ibnul Qoyyim mengungkapkan

“Bumi tidak akan hidup kecuali dengan air. Demikian pula QALBU, ia tidak akan hidup kecuali jika selalu mendapatkan ILMU…

Bedanya, bumi hanyalah membutuhkan air hujan pada saat saat tertentu. Seandainya hujan turun terus menerus, maka diharapkan redanya suatu saat nanti.

Adapun ILMU, maka QALBU selalu membutuhkannya di setiap tarikan nafasnya. Semakin banyak ILMU yang direngkuh seseorang, maka akan semakin baik dan sehat pula QALBUNYA ”

[Miftah Daris Saadah : 1/508-509]

BELIAU juga menyatakan…

“Penyakit QALBU urusannya lebih berat ketimbang penyakit badan. Karena penyakit badan, ujungnya adalah KEMATIAN. Adapun penyakit QALBU maka berujung pada KESENGSARAAN yang ABADI. Dan tidak ada OBAT yang mujarab yang mampu menyembuhkannya selain ILMU ”

[Miftah Daris Saadah : 1/370]

Lalu ilmu apa yang BELIAU maksudkan…

BELIAU menerangkan,
“Namun, ILMU yang dibutuhkan QALBU bukanlah jenis ILMU keseluruhannya. Akan tetapi ILMU yang dimaksud adalah ILMU yang bersumber dan terwarisi dari nabi kita MUHAMMAD. Dan inilah ilmu yang bermanfaat ”

===

Mari Hidupkan Qalbu dengan ILMU, isi waktu dengan mempelajari ilmu yang haq, baik dengan mengikuti pengajian, membaca buku,halaqoh, dan lainnya.
Jadikan agenda prioritas, bukan hanya untuk mengisi diwaktu luang.

#suksesmulia #sukses #motivasi #inspirasi #bahagia #ilmu #qalbu

Jumat, 08 April 2016

Ingin Bisnis Berkah?

Setiap melakukan kegiatan bisnis atau bekerja kita wajib memahami syari’ah terkait bisnis atau pekerjaan yang akan kita lakukan itu, sebagaimana juga kita wajib mengkaitkan seluruh aktivitas kita lainnya kepada syari’at Islam. 

Bahkan karena pentingnya Imam Ali berpesan "Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu  agama,  maka  dia  pasti  akan  terjerumus  dalam  riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus.” 

Fenomena saat ini akibat kurang pemahaman dan juga akibat malas belajar ilmu agama sehingga tidak diperhatikan terkait syariat berbisnis. Padahal telah ada aturannya.

Dahulu saya pun tidak memahami, dianggap ga penting dan bukan yg utama. Akibatnya banyak yg terlewat dan utk memperbaikinya membutuhkan usaha yg lebih.

Kita ingin keberkahan dalam bisnis dapat sukses dunia dan akhirat. Akan tetapi tindakan tidak sinkron dgn yg diinginkan.

Kita memohon kepada-Nya namun kita tidak menjalankan perintah-Nya. Alhasil bukan kemudahan yg didapat, namun kesulitan2 karena bisnis tidak dijalankan sesuai aturan-Nya. Padahal ini adalah wajib, sewajib seperti jalankan ibadah shalat 5 waktu.

Untuk selalu dalam ketaatan, dituntut memiliki sedikitnya tiga hal yang saling terkait. Yaitu pemahaman (mindset), ilmu (pengetahuan), dan konsistensi. Satu saja di antara ketiganya hilang akan mengakibatkan ketimpangan.

Semoga rahmat dan hidayah taufik selalu mengiringi.

Rabu, 06 April 2016

Wasiat Imam Syafii

Wasiat Imam Syafii sebelum wafat

“Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Gambarkanlah akhirat dalam qalbumu, dan jadikanlah kematian antara kedua matamu. Janganlah lupa bahwa engkau akan berdiri di hadapa-Nya kelak. Takutlah kepada-Nya, jauhilah segala hal yang Dia haramkan, dan laksanakanlah yang Dia wajibkan. Hendaknya engkau bersama Allah (merasa selalu di awasi oleh-Nya) di manapun engkau berada.

Janganlah sekali-kali engkau menganggap kecil nikmat Allah kepadamu, walaupun nikmat itu sedikit. Balaslah nikmat tersebut dengan bersyukur. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai dzikir dan pandanganmu sebagai pelajaran.

Maafkanlah orang yang mendzalimimu, sambunglah silarurrahim kepada orang yang memutusnya terhadapmu. Berbuat baiklah kepada siapapun kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. Bersabarlah terhadap segala musibah, dan berlindunglah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari api neraka dengan ketakwaan.”

📤[Nasihat menjelang wafatnya Al Imam Asy Syafi’i رحمه الله kepada Al Imam Al-Muzany رحمه الله. Tarikh Dimasyqi karya Al Imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad Ibnu Asakir رحمه الله]
#inspirasi #motivasi #suksesmulia #sukses #hikmah