banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Minggu, 28 Februari 2021

Ketekunan


Dalam meraih keberhasilan dibidang apapun maka ketekunan adalah mutlak adanya.


Keberhasilan yang langgeng tidak ada yang diperoleh dengan cara instan.


Butuh usaha, perjuangan, pengorbanan, dan kekuatan tekad yang terus menerus.


Sepanjang melihat para pebisnis sukses, selalu diawali dengan kegagalan, namun terus berusaha tak berhenti.


Terlebih bila tujuan adalah untuk meraih keridhoan Allah SWT.


Maka godaannya sangat berat, baik dari dalam diri, lingkungan, dan bahkan keluarga.


Untuk pengikat butuh dukungan lingkungan komunitas yang bisa menguatkan dalam taat.


Seperti pertama saya hijrah bertemu komunitas @prsjogja , yang sekarang dengan @trulymuslimpreneur.id didalamnya.


Bisnis - Ngaji - Dakwah sebagai slogannya.


Tertarik ingin gabung ? Ikuti saja akunnya dapatkan updatenya.



Maka istiqamahlah kamu (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga kepada orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. – (Q.S Hud: 112)

Kamis, 25 Februari 2021

Waktu Efektif

Waktu cepat berlalu, sibukkan dengan hal yang utama jangan sampai menyesal dikehidupan nanti.

Sejatinya sebagai muslim itu sangat sibuk, namun bukan sibuk untuk urusan dunia belaka.

Namun sibuk yang semua perilaku dirinya terhubung kepada Sang Khalik atas setiap perintah-Nya.

Mudahnya utamakan perintah yang wajib, kemudian perbanyak yang sunnah, kurangi yang mubah, jauhi yang makruh dan yang diharamkan.

Prioritas aktivitas diri dapat diperdalam dalam ilmu fikih prioritas (fikih aulawiyat) supaya waktu optimal di jalani.

lmam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,

صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك

“Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”

Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas, “Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain:

ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطل

Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”

Senin, 22 Februari 2021

Berakal



Manusia dengan akal logikanya yang terbatas akan sulit menakar mana perbuatan yang haq dan mana yang bathil.


Di satu waktu bila menyangkut kepentingannya ia beranggapan baik.


Di lain kesempatan dia akan menolak mentah-mentah karena tidak sesuai baginya.


Semua jadi serba relatif tergantung situasi dan kondisi.


Maka dibutuhkan sebuah petunjuk jalan yang lurus, pemandu setiap aktivitas kehidupan.


Yaitu panduan dari Sang Khalik (pencipta).


Ini sudah lumrah dipahami bagi orang beriman yang memiliki akal.


Namun yang terjadi lebih banyak yang ikuti hawa nafsu ketimbang akalnya.


“Dari ‘Aisyah RA, ‘Wahai Rasulullah dengan apa manusia diunggulkan antara satu dengan yang lainnya ketika di dunia? “dengan akal”, jawab Rasul saw. Kemudian ‘Aisyah kembali bertanya: dan di akhirat? “dengan akal”, jawab Rasul saw kembali. “Bukankah mereka akan dibalas sesuai dengan akal mereka?” Tanya ‘Aisyah dalam keraguan. Kemudian Rasul meyakinkannya dan mengatakan: “Dan bukankah manusia beramal sesuai dengan kemampuan akal mereka yang dikaruniai oleh Allah kepada mereka? Pada tingkat mana akal mereka di sana perbuatan mereka berada, dan dari sanalah mereka dibalas.” (HR. al-Hakim al-Tirmidzi)

Sabtu, 20 Februari 2021

Terus Bergerak

Akhir dari perjalanan hidup tiada yang tau akan seperti apa.

Namun yang pasti setiap akhir yang baik butuh pengorbanan luar biasa.

Tak bisa diraih dengan sesuatu yang melenakan.

Para sahabat Nabi yang dijamin masuk surga pun terus berjuang dan beramal kebaikan.

Menyebarkan Risalah walau alami penderitaan dan kesulitan.

Terus bergerak.. mengembalikan kehidupan Islam

Istirahatnya nanti  ketika usia telah habis dijalankan.

Rabu, 17 Februari 2021

Cinta dunia


“Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) Penyesalan yang tidak pernah berhenti.”
(imam ibnul qayim)

Kalau terjemahan bebas saya dari perkataan Imam Ibnul Qayim diatas :
(1) Kesedihan & kegelisahan terus menerus akan muncul karena hatinya tidak pernah merasa cukup, selalu ada yang kurang, selalu ada yang salah, selalu ada yang mengganjal. Sebab kurangnya rasa syukur sehingga yang tampak hanyalah kekurangan di matanya. Padahal masih banyak hal baik yang patut disyukuri sepanjang perjalanan hidup. Ketika banyak bersyukur maka justru nikmat akan digandakan oleh Allah SWT.

(2) Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan : karena aktivitas tidak dilandasi niat yang benar ikhlas karena Allah SWT dampaknya mudah letih, energinya terbatas. Pekerjaan/aktivitas seringan apapun kalau terpaksa akan terasa berat, sebaliknya bila dilakukan ikhlas menjadi terasa ringan. Karena niat itu menguatkan. Seperti orang yang niat puasa lebih kuat walau tidak sahur sekalipun.

(3) Penyesalan yang tidak pernah berhenti : Penyesalan terus selalu muncul, tidak puas dengan keadaan. Berandai-andai seandainya begini dan begitu. Padahal terhadap setiap ketetapan Allah harus diterima adanya. 

Semoga setiap amalan aktivitas diri tidak sia-sia menjadi bekal akhirat. Yaitu dengan Jadikan semua aktivitas harus berkolerasi ibadah, jadikan dakwah (amar maruf nahi munkar) sebagai poros kehidupan.

Selasa, 16 Februari 2021

Bisnis Jalan Pengusaha Jalan-Jalan ?

Anak kedua saya, sofie umur 8 tahun orangnya sangat kritis, pernah tanya ke saya kira-kira : 


 "papa kalau yang punya kantor ngapain berangkat kekantor, kan sudah ada yang kerja? terus kalau di kantor ngapain? main hp ? liat youtube? ga ada yang dikerjain?"


Jadi di bayangannya karena semua sudah ada yang ngerjain auto saya nganggur aja dikantor.


hehe.. iya juga sih, bisa aja saya santai-santai saja biar team dan sistem yang jalan.


Tapi sebagai  leader/CEO dikantor tentu saya pun harus  memainkan peran itu dengan baik.


Utamanya dalam hal strategi,inovasi pengembangan, dan kordinasi kepada para manager.


Demikianlah buat teman-teman yang baru merintis bisnis pelan-pelan harus mulai delegasi dan membangun sistem. 


Jangan hanya sibuk urusan operasional terus, sementara strategi dan pengembangan tidak dijalankan.


Salam Sukses Berkah Berlimpah!

Senin, 15 Februari 2021

Prasangka


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu terhadapku…” (HR. Bukhari no. 7405)

0
Makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah berfirman, “Aku menurut persangkaan hambaKu terhadapKu.” yakni : Allah mampu berbuat sesuatu (merealisasikan suatu perbuatan) atas dasar persangkaan hambaNya bahwa Allah akan berbuat demikian.” (Fathul Bari, hadits no. 7405)

Al-Qurthubi berkata di dalam kitab Al-Mufhim (Al-Mufhim li Ma Asykala min Talkhishi Kitabi Muslim pen), 
“Ada yang mengatakan bahwa makna prasangka hambaKu terhadapKu adalah prasangka dalam hal pengabulan doa ketika memanjatkan doa, prasangka tentang diterimanya taubat ketika hamba bertaubat, prasangka mengenai adanya ampunan ketika hamba beristighfar, dan prasangka akan diberi pahala ketika melaksanakan ibadah beserta syarat-syaratnya dalam rangka berpegang teguh pada kebenaran janjiNya.” (Tuhfatul Ahwadzi, hadits no. 2496, bab Fi Husnizhzhan billahi Ta’ala)

Salah satu faidah yang terkandung di dalam hadits di atas adalah: anjuran berprasangka baik terhadap Allah, di dalam segala hal termasuk dalam hal keoptimisan bahwa doanya akan terkabul. 

Bukankah Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa yang bisa mewujudkan doa kita, jika memang Dia menghendakinya? Mewujudkan hal yang demikian adalah mudah bagi Allah. 

Jangankan hanya untuk mengabulkan doa kita, bahkan untuk penciptaan alam semesta seisinya serta berbagai jenis makhlukNya pun adalah hal yang mudah bagi Allah. 

Oleh karena itu, seorang mukmin sejati adalah orang yang berkepribadian mantap dan senantiasa berpikiran optimis jauh ke depan.

Salam Sukses Berkah Berlimpah!

Kamis, 11 Februari 2021

Istiqomah dalam proses


Dalam sebuah kesempatan mengisi di channel online saya berpesan bahwa membangun bisnis ibarat menaiki anak tangga.

Mimpi kita itu ibarat ingin menuju ke lantai dua sebuah rumah, untuk mencapainya harus menggunakan tangga.

Tidak bisa kita langsung melompat sampai ke lantai 2 karena kita bukan superman. 

Maka harus step by step, satu persatu hingga mencapai tujuan.

Namun yang sering terjadi pebisnis pemula tidak tahan akan proses, baru naik 3-4 anak tangga memandang ‘rumput tetangga’ / bisnis lain lebih prospek lalu secepat kilat rubah haluan.

Alhasil mulai lagi dari anak tangga terbawah. Kemudian terjadi lagi baru beberapa langkah mulai merasa sulit, akhirnya melirik bisnis lain ganti bisnis lagi. Demikian seterusnya..

Lalu kapan sampai ‘lantai 2’ nya ? Ntah sampai kapan.

Padahal ketekunan hal mutlak dalam bisnis. Temen saya yang bergerak di kuliner dengan 3000 karyawannya pun bercerita, 2 thn usahanya rela tidak dapat untung. Pun sama yang saya rasakan dulu 1-2 thn pertama merintis untung tipis bahkan kadang rugi karena dapat komplain (ceritanya pernah ditayangkan di RCTI bisa lihat di youtube @simplyfreshlaundry ).

Jadi tetaplah istiqomah, bergerak, berinovasi, pantang menyerah, fokus, totalitas, ikhtiar+doa+tawakal maksimal. InshaAllah pintu segera terbuka. Fight!

Salam Sukses Berkah Berlimpah!

Senin, 08 Februari 2021

Standar perilaku

Paling mudah reaksi terhadap peristiwa adalah mengikuti nafsu diri.

Namun bila demikian apa bedanya manusia dengan hewan yang kedepankan naluri.

Padahal manusia diberikan akal untuk menelaah baru kemudian bereaksi.

Tinggal menelaah menggunakan standar apa yang kebenarannya sampai level hakiki.

Bisa menggunakan asas manfaat yang merupakan standar perilaku kaum sekuler berperilaku diri.

Atau mengikuti syariat sebagai standar yang Allah SWT perintahkan sebagai panduan diri.

Semua adalah pilihan yang ada dalam kendali diri.

Mari perdalam kembali terus mengkaji.

Minggu, 07 Februari 2021

Sementara saja


Tak usah risau dengan dunia, semua hanya sementara.

Lelahmu hanya sementara.

Pengorbananmu hanya sementara.

Sedih dan bahagiamu juga sementara. 

Hidup tempat perjuangan, istirahatnya nanti ketika waktu tlah tiada.

Manfaatkan waktu sebaik-baik untuk berinvestasi pahala.

Bukan sebaliknya berinvestasi dosa.

Jangan menunggu waktu yang tepat untuk taat, karena waktu tidak pernah tepat bagi yang berdiam saja.

Senin, 01 Februari 2021

Apa adanya


“Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah semuanya kepada Allah, lalu penuhi hatimu dengan Allah.

Patuhilah kepada perintah-Nya, dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu,

Setelah itu keluar, untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapan pun juga.”
(Syeikh Abdul Qodir Jailani.)