banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Rabu, 20 Februari 2019

Penghalang Dakwah



Berdakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Setiap pribadi muslim yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kewajiban untuk mengemban tugas tersebut. 

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imron 110)

Siapapun dia, tidak ada yang berhak melarang dakwah dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar di muka bumi ini

Jangan sampai tanpa sadar menjadi penghalang jalan dakwah, seperti nyinyir untuk pengaruhi yang lain agar menjauh, dengan kekuasaannya melarang dakwah hadir, menakut-nakuti tanpa tau kebenarannya, dll dll dll.. 

Dakwah akan terus berlangsung hingga hari kiamat dan akan selalu dijaga dan terus ditolong oleh Allah Ta’ala sampai kemenangan Islam, sebab kemuliaan hanya milik Allah semata.


“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok.....” QS. Hud:18-19

Kamis, 14 Februari 2019

Syukur awal dari keberlimpahn


Manusia pada dasarnya miliki sifat yang tidak pernah merasa puas dan merasa cukup dengan apa yang ada. 
.
“Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)

.
Bila diri jauh dari agama ditambah bila terlalu banyak bergaul dengan mereka yang miliki sifat hedonis (yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan) maka sifat tak pernah merasa puas/cukup tersebut akan semakin kuat.
.
Akibatnya diri menjadi “budak” dunia, terombang ambing dalam fatamorgana kebahagiaan yang fana.
.

Fitnah dunia yang begitu dahsyat terlebih dizaman penuh kerusakan mengharuskan kita untuk extra upaya supaya terhindar darinya.

.

Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu ber do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” (Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina) (HR. Muslim no. 2721)

.

An Nawawi mengatakan, “ Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj

.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang selalu memiliki sifat ghina yang selalu merasa cukup dengan segala nikmat  yang Allah berikan. Aamiin

Senin, 11 Februari 2019

Ujian hidup



Setiap orang ada ujiannya masing-masing...

.

Tidak penting apa ujiannya, yang terpenting adalah bagaimana diri mampu bertahan melewati ujian dengan tetap teguh dijalan yang diridhoi..

.


“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” [Âli ‘Imrân/3 : 186]

#sukses #suksesmulia #yukhijrahbisnis 


Rabu, 06 Februari 2019

Apa yang kau tanam itu yang kau petik



Kesuksesan dalam hal apapun membutuhkan perjuangan. Tidak ada yang instant. Terlebih bila yang dituju adalah sukses dunia & akhirat, butuh dua kali lipat effort-nya.

.

Manusia pada dasarnya cenderung menolak perubahan (kesulitan/tantangan). Padahal bila ingin sukses perubahan tidak bisa dihindari, cara untuk menghadapinya yaitu dengan sifat ULET yang bisa membantu bertahan hadapi kesulitan, dengan ULET diri juga menjadi terus tumbuh dan berkembang.

.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ulet diartikan dengan kuat, tidak mudah putus, tidak rapuh, tidak mudah putus asa dalam mencapai cita-cita.

.

Keuletan merupakan kemampuan mengatasi stress dan kesulitan. Keuletan bukan sifat bawaan sejak lahir, namun bisa dipelajari dan dijalankan siapapun.

.


Orang yang kuat secara emosional (ulet) tidak mengharapkan hasil instan, ketika menghadapi perjuangan mereka tahu sedang mengarungi perjalanan yang panjang. Mereka tahu kesuksesan sejati (dunia akhirat) membutuhkan perjuangan.

.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( Q.S. Al Baqarah ayat 155 – 157 )

.


“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS. Al-Insyiqaq [84]:6)

.


Selasa, 05 Februari 2019

Ahli maksiat sebab tidak takut Allah



Merenung dan tersadar, ternyata diri ini dengan lancang melakukan hal-hal yang dilarang agama, meninggalkan perintah agama, dan meremehkan ajaran-ajaran agama itu semua karena betapa minimnya rasa takut diri kepada Allah SWT.
.
Sejatinya Seorang mukmin senantiasa memiliki rasa takut kepada Allah.

.

Diri ini merasa sudah banyak beramal, sudah banyak berbuat baik, merasa sudah bertaqwa, merasa dirinya suci, sehingga merasa Allah tidak mungkin mengadzabnya. Hilang darinya rasa takut kepada Allah. 

.

 “Apakah kalian merasa aman dari makar Allah? Tidaklah ada orang yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi” (QS. Al A’raf: 99).

.

Bagaimana mungkin seorang yang beriman merasa percaya diri dengan amalnya, merasa apa yang telah dilakukan pasti akan membuatnya aman dari adzab Allah? Sekali-kali bukanlah demikian sifat seorang mukmin. 

.

Adapun orang beriman, ia senantiasa khawatir atas dosa yang ia lakukan, tidak ada yang ia anggap kecil dan remeh.

.

“Demi Allah, andai kalian tahu apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. ...... Dan kalian akan keluar menuju tanah datang tinggi, mengiba-iba berdoa kepada Allah” (HR. Tirmidzi 2234)

.

 “Seorang yang beriman melihat dosa-dosanya bagai ia sedang duduk di bawah gunung yang akan runtuh, ia khawatir tertimpa. Sedangkan orang fajir (ahli maksiat), melihat dosa-dosanya bagaikan lalat yang melewati hidungnya” (HR. Bukhari 6308)



Sabtu, 02 Februari 2019

Manusia yang Seperti Hewan



Ada sebuah idiom “aturan dibuat untuk dilanggar”, padahal aturan dibuat supaya hasilkan keselarasan, kerapian, kebaikan, kemaslahatan.

.

Untuk hal-hal yang mubah boleh manusia membuat aturannya sendiri yang menurutnya terbaik. Namun ada juga aturan yang saklek tidak boleh seenaknya dirubah karena aturan ini berasal dari Allah SWT yang tertulis dalam Al Quran dan As Sunnah.

.

Ketika aturan yang ‘saklek’ ini sampai berani dirubah maka yang terjadi adalah kerusakan. Bila dampaknya merusak bagi si pelaku saja mungkin tidak  mengganggu, bahayanya yang ikut terkena dampaknya adalah orang-orang disekitarnya, mulai dari level keluarga, masyarakat bahkan sampai negara.

.

Jadi hati-hatilah dalam bersikap, pastikan setiap perilaku diri sesuai dengan tuntunan. Dan untuk tahu dibutuhkan ilmu (ngaji ilmu agama). Setelah tahu tentu saja istiqomah di praktekkan dan sampaikan lagi ke yang lain (dakwahkan). Bukan sekedar tahu / omdo (Omong DOang)

.

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)


#suksesmulia #yukhijrahbisnis