banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Senin, 13 Juli 2020

KESALAHAN KENAPA HASIL BISNIS TIDAK BERKAH BERLIMPAH




Akibat kurang pahamnya makna keberkahan, banyak muslimpreneur malah sebagian besar waktunya habis untuk urusan bisnis.

Dianggap dengan totalitas bisnis maksimalkan sunatullah berharap hasil bisa maksimal.

Padahal bukan begitu cara kerja Keberkahan.

Lantar bagaimana memaknai keberkahan yang benar ?


Dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 17-33 menggambarkan kisah kegagalan panen petani akibat keliru memaknai hakikat kerberkahan.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa:
mereka adalah penduduk negeri Yaman. Berkata Sa’id bin Jabir: “Mereka tinggal di desa Dhhurwan yang jaraknya 6 mil dari Shona’a. Ada juga yang menyebutkan mereka adalah penduduk negeri Habasyah (Ethiopia).
Bapak mereka adalah petani yang meninggalkan untuk mereka kebun tersebut. Mereka termasuk dari kalangan ahlul kitab.
Bapak mereka adalah orang yang hidup dengan jejak rekam yang baik. Dia menggunakan hasil kebunnya untuk modal perawatan kebunnya, sebagiannya lagi disimpan untuk kebutuhan makan keluarganya selama setahun, dan sisanya untuk di sedekahkan.
Kemudian, tatkala dia telah wafat, maka kebunnya diwariskan kepada mereka selaku ahli warisnya. Mereka berkata: “Bapak kita telah berbuat bodoh dan keliru karena telah memberikan sisa panen kebun untuk disedekahkan kepada orang-orang fakir. Sekiranya kita tidak memberikan sisa panen kebun kita kepada orang-orang fakir tentunya kita akan mempunyai harta yang berlimpah.”
Kemudian setelah mereka bertekad untuk tidak memberikan sisa panen kebun kepada orang-orang fakir maka Alloh azza wa jalla menggagal maksud dan rencana mereka. Alloh lenyapkan semua hasil panen yang sudah hampir ditangan dan di depan mata. Karena tinggal kebun itu dibumi hanguskan Alloh pada satu malam sebelum hari panen. Tidak tersisa bagi mereka hasil panen sedikitpun. Modal untuk merawat kebun dan keuntungan yang diperhitungkan semuanya ludes.



Menurut Ibnul Qayyim : KEBERKAHAN adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya /bertambahnya kebaikan.

Bisnis yang berkah yaitu ketika bisnis dijalankan sesuai SYARIAT. Cakupan syariat dalam berbisnis itu mencakup banyak hal , diantaranya :

Aspek Strategi Bisnis:  VMC, Jenis Usaha/Apa yang diproduksi, Badan Usaha.
Aspek Pasar & Pemasaran :Penentuan harga, Distribusi, Promosi, Tadlis,Najasy.
Aspek Teknis & Teknologi : Kepemilikan Harta, Proses Produksi, hadharah-Madaniyah,  
Aspek Organisasi & Manajemen : Akad Syari, Amar Maruf Nahi munkar, Struktur Organisasi, Akad Kerja.
Aspek Ekonomi & Keuangan : Riba dan Sejenisnya, Laporan keuangan
Bila bisnis sudah berkah kemudahan-kemudahan akan datang mengalir,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar