banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Minggu, 14 Maret 2010

Perjalanan Bisnis saya (Didedikasikan untuk Pesta Wirausaha 2010, dalam rangka Milad 4 TDA)


TUNDA DULU KESENANGANMU
Ya kata-kata diatas sangat jelas sekali kemana maksud arah yang ingin saya sampaikan..
Mungkin terdengar cukup klasik dan sering sekali kita dengar.
Hanya jangan remehkan terhadap perkataan ini, terdengar sederhana namun sangat berefek luar biasa jika kita bisa secara konsisten menjalankannya. Dengan umur 25 tahun sekarang saya telah memiliki Jaringan Waralaba Laundry Kiloan Pertama dan Terbesar di Indonesia (Simply Fresh laundry) dengan jumlah outlet 120 outlet dan 250 keagenan tersebar di 50 kota di Indonesia di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua, dan dalam waktu dekat akan segera ekspansi keluar negeri. Ditambah bisnis lainnya yaitu bisnis Resto di Jakarta, yang setelah 3 tahun berdiri di awal tahun ini mulai di franchisekan dengan dipandu chef hotel berpengalaman lebih dari 12 tahun, lalu yang baru-baru ini mulai saya kembangkan yaitu berbisnis Property membangun perumahan dengan badan hukum PT.Vindra Sushantco Putra.

Judul diatas persis sekali seperti yang saya alami saat saya awal menjalankan bisnis, dimana saat itu saya masih duduk di bangku kuliah.Beginilah kegiatan rata-rata anak kuliahan, Pagi sampai siang masuk kuliah , selesai kuliah mencari kegiatan untuk mencari waktu kosong, berkumpul bersama teman-teman, berorganisasi , ataupun menghabiskan waktu di kamar kos/rumah dengan kegiatan santai membaca buku ataupun menonton film DVD/VCD , atau saat sedang ada tugas yang sudah menjelang deadline baru sibuk mengerjakan tugas dengan mencari-cari referensi browsing di internet.
Ya seperti itulah sosok kegiatan yang juga pernah saya lakukan sewaktu masih berstatus mahasiswa semester 1- semester 3, dimana konsentrasi utama yaitu lulus kuliah dengan Indek Prestasi baik supaya mudah mencari pekerjaan di masa mendatang.

Menginjak di Semester 4 mulailah bisnis saya yang pertama, mulanya saya terjun ke dunia bisnis karena adanya keinginan bersama teman, yaitu berbisnis pakaian kaos anak muda , atau biasa disebut dengan distro & clothing, yang memang saat itu sedang nge-trend sekali.
Bisnis pertama ini saya jalankan dengan join bersama salah satu teman saya, dengan modal seadanya dikumpulkan berdua, namun namanya baru pertama kali berbisnis usaha pun dijalankan dengan tidak adanya visi, misi dan arah yang jelas. Orang bilang pengalaman mahal harganya, dan dibisnis pertama inilah batu loncatan yang membuat saya mengerti dan memahami artinya bisnis, yang membuat saya jatuh cinta menjadi seorang wirausaha ketimbang pegawai. Saya jalani bisnis ini disela-sela waktu kuliah, bergantian jaga outlet bersama teman join saya, saling bergantian kuliah dan "nitip absen" kuliah jika saat jadwal jaga. Mulailah saya mengetahui artinya Konsinyasi, Akuntansi, Marketing, Distribusi, Produksi, Manajemen, dan istilah-istilah ekonomi lainnya yang sebelumnya hanya pernah saya dengar di bangku sekolah. Bahkan dengan berbisnis distro ini saya jadi bisa untuk membuat design grafis, yang dituntut mau tidak mau untuk belajar.

Lalu sambil tetap menjalankan bisnis distro sampai menjadi 2 cabang, lalu saya juga bersama join teman membuka usaha konter handphone disalah 1 Mall di kota Jogja. Disini mental saya benar-benar terlatih didalam menghadapi pelanggan, dimana proses tawar menawar menjadi hal yang tidak asing lagi bagi saya, sehingga didalam berdiplomasi degan pelanggan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Seiring berjalan waktu, kembali lagi karena tidak adanya visi,misi, dan target yang jelas 2 bisnis yang saya jalankan tersebut mulai bisa dibilang menurun, dikarenakan bermacam-macam kendala, mulai dari tidak konsen mengelola karena sibuk kuliah, lalu adanya ketidakcocokan dengan teman join, akhirnya resmi ditutup dan saya menjalankan bisnis pertama saya sendiri, tanpa join dengan teman.

Di semester ke -6 barulah saya menjalankan bisnis ke-3 saya yaitu bisnis mencuci pakaian kotor atau biasa disebut laundry. Bisnis ini juga cukup menjamur , apalagi di kota Pelajar seperti Yogyakarta ini, setiap sudut kota ada jasa pencucian.

Dengan hanya bermodalkan 1 mesin cuci dan 1 mesin pengering saya tetap bersemangat memulai menjalankan bisnis ini.Modal yang saya miliki saat itu sangat terbatas yang sebagian diperoleh dari sisa 2 bisnis saya sebelumnya, ditambah pinjaman dari orang tua dan dari pinjaman suatu lembaga peminjam keuangan.
Banyak suka duka yang saya alami menjalankan bisnis ini, karena sama sekali buta terhadap bisnis mencuci pakaian. Namun saya tetap bersemangat untuk selalu mencoba dan mencoba berinovasi serta selalu bertanya kesana kemari bagaimana sistem yang tepat didalam menjalankan bisnis laundry. Kunci utamanya adalah tidak boleh malu, berani menghadapi segala kendala yang ada, dan harus tetap selalu bersemangat.
Yang rutin saya jalankan setiap ada waktu senggang diluar jam kuliah saya ikut bekerja membantu pegawai saya di laundry, mulai dari menghitung pakaian kotor konsumen, mengantar jemput pakaian konsumen , mensetrika, sampai dengan lembur tidak tidur demi untuk menjaga pelayanan kualitas , dimana service yang saya berikan adalah pelayanan 1 hari jadi, namun dengan hanya jumlah mesin yang terbatas mau tidak mau saya harus terus menggiling pakaian 1x24 jam nonstop saat jumlah pakaian menumpuk.
Ketika teman-teman saya yang lain sibuk berkegiatan mengisi waktu, saya dengan konsisten terus bekerja tanpa merasa lelah, entah mengapa rasa capek tidak pernah saya rasakan, mungkin karena saya lakukan dengan perasaan senang hingga semua itu tidak terasa.

Sebagian teman-teman saya tidak habis pikir dengan apa yang saya lakukan ini, mereka melihat bahwa saya hidup sudah berkecukupan buat apa susah-susah untuk bekerja demikian kerasnya (menurut versi mereka sih, padahal uang jajan juga pas-pas an... hehehe). Tetapi kembali lagi saya balik, dengan hidup yang sudah diberikan fasilitas-fasilitas kenapa tidak dimanfaatkan untuk suatu kegiatan yang bermanfaat.  Orang tua saya tinggal berbeda kota dengan saya. Justru dengan fasilitas tersebut saya gunakan dengan maksimal mungkin, mulai dari mobil yang saya gunakan untuk antar jemput mengambil pakaian pelanggan, saya rela antar jemput ambil dari kost per kost, dimulai dari kost tempat teman-teman kuliah sampai mengantar jemput rekanan perusahaan. Saya semenjak berbisnis laundry tidak pernah meminta lagi kiriman dari orang tua, sudah benar-benar mandiri dari hasil usaha yang saya jalankan.

Walaupun saya sibuk di bisnis laundry ini saya pun tetap tidak melupakan kuliah, saat sedang musim ujian pun saya lakukan sambil belajar di laundry. Dengan tekad yang kuat akhirnya saya dapat menselesaikan kuliah tepat pada waktunya yaitu dengan waktu 4 tahun, dengan mendapat IPK 3,30 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Di waktu kelulusan ini bisa menjadi waktu kesenangan dan waktu tantangan dari orang tua. Dimana keluarga yang tidak memiliki background pengusaha berpikir, buat apa sekolah tinggi-tinggi seorang Sarjana Hukum lulusan PTN hanya menjadi "tukang cuci". Saat itu outlet Simply Fresh laundry baru berjumlah 3 outlet, yang bisa berkembang menjadi 3 outlet berkat kerja keras yang saya jalankan. 
Akhirnya atas desakan orang tua saya mencoba melamar di Bank Indonesia, dimana saat itu ada bukaan lowongan secara nasional. Saya berhasil melewati 4 tahap penseleksian menyisihkan 8000 calon pegawai BI, hanya tinggal 1 tahap wawancara di Jakarta. Timbullah kebimbangan di hati saya, apakah akan mengikuti tes wawancara yang kemungkinan 80% diterima, dimana gaji yang cukup besar untuk fresh graduate yaitu 15 juta per bulan atau menjadi seorang pengusaha dengan pendapatan yang tidak pasti.Akhirnya saya menguatkan hati untuk menjadi pengusaha, dan untuk meyakinkan orang tua saya yang kecewa saya berjanji "Pah jika dalam waktu 1 tahun saya tidak sukses dibisnis ini, saya mau disuruh berkerja jadi apa saja saya mau." dan Alhamdullilah janji tersebut benar-benar menjadi pemacu saya, dan dalam waktu 1 tahun outlet Simply Fresh Laundry menjadi berjumlah 30 outlet, dan orang tua pun mendukung penuh terhadap bisnis yang saya jalankan ini.

Ternyata dengan mau secara konsisten menunda kesenangan tersebut akhirnya saya dapat menikmati hasilnya saat ini, ketika teman-teman saya sibuk untuk melamar pekerjaan atau sibuk memulai untuk berbisnis saya dapat lebih dulu menikmati hasilnya dengan memperoleh pengalaman yang banyak dan bisnis yang saya rintis telah berkembang mencapai kesuksesan.
Ya inilah salah satu rahasia kesuksesan , yaitu Tunda dulu kesenangan-kesenanganmu yang membuatmu menjadi tidak fokus, teruslah konsisten terhadap tujuan.

Agung Nugroho Susanto,SH
MM TDA DOJO, Yogyakarta.

Presiden Direktur 
PT.Sushantco Indonesia
PT.Vindra Sushantco Putra
FRANCHISOR - RESTO & CAFE - LAUNDRY & DRY CLEANING - CLOTHING SHOP - DEVELOPER - GENERAL TRADE & SERVICE

Head Office : 
Jalan Monjali No.251, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. 55284
phone : 0274-6411333
Fax : 0274-6411322