banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Kamis, 13 Oktober 2016

Amalkan secara kaffah

Kewajiban setiap muslim untuk menjalankan Islam secara kaffah (menyeluruh).

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208]

Memeluk dan mengamalkan Islam secara kaffah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus dilaksanakan oleh setiap mukmin, siapapun dia, di manapun dia, apapun profesinya, di mana pun dia tinggal, di zaman kapan pun dia hidup, baik pribadi atau pun masyarakat, semua masuk dalam perintah ayat diatas.

"Apakah kalian ini mau beriman kepada SEBAGIAN Al Kitab sementara kalian tidak mau beriman, tidak mau mengamalkan dengan syari’at yang lainnya,tidaklah balasan bagi orang-orang yang berbuat seperti ini diantara kalian,kecuali kehinaan di dunia. Dan pada Hari Kiamat nanti mereka akan dikembalikan ke sekeras-keras adzab. Tidaklah Allah sekali-kali lalai dari apa yang kalian lakukan. ” (Al-Baqarah : 85).

Jadi tidak usah pedulikan omongan orang, teruslah berbisnis sesuai syariah dan tunjukkan syariah bisnis sebagai pembeda, Seperti layaknya jaminan label halal diantara produk tak berlabel.

Karena Bisnis haruslah Hulu sampai Hilir HALAL. Baik produknya, sumber modalnya, prosesnya, outputnya.

pict: Sesi shooting untuk bonus DVD buku kedua "Jurus Buka Ratusan Cabang Tanpa Riba"

#yukhijrahbisnis #ModalTanpaRiba

Jumat, 07 Oktober 2016

Politisasi agama?

Buah penyakit sekularisme (pemisahan kehidupan dengan agama) maka muncul istilah-istilah "politisasi agama" , nanti bakal ada lagi "bisnisisasi agama".. dan lain-lain yang dianggap urusan agama itu hanya urusan masjid (ibadah), sebuah pemikiran yang salah kaprah.
.

Islam adalah agama syâmil (menyeluruh) yang mengatur berbagai aspek kehidupan. Syariah Islam bukan hanya mengatur masalah ibadah ritual, moralitas (akhlak), ataupun persoalan-persoalan individual. Syariah Islam juga mengatur mu’âmalah seperti politik, ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, dsb. Islam pun mengatur masalah ‘uqûbah (sanksi) maupun bayyinah (pembuktian) dalam pengadilan Islam. Bukti dari semua ini bisa kita lihat dalam kitab-kitab fikih para ulama terkemuka yang membahas perbagai persoalan mulai dari thaharah (bersuci) hingga Imamah/Khilafah (kepemimpinan politik Islam).
.
Dalam al-Quran, Allah SWT, bukan hanya mewajibkan shaum Ramadhan, kutiba ‘alaykum ash-shiyâm (QS al-Baqarah [2]: 183), tetapi juga mewajibkan hukum qishâsh dalam perkara pembunuhan, kutiba ‘alaykum al-qishâsh (QS al-Baqarah [2]: 78). 
.
Di dalam QS al-Baqarah [2]: 216 Allah SWT pun mewajibkan perang (jihad) dengan firman-Nya: kutiba ‘alaykum al-qitâl. 
.
Al-Quran juga tak hanya membahas shalat, aqim ash-shalah (QS al-Baqarah [2]: 43), tetapi juga bicara ekonomi saat menghalalkan perdagangan dan mengharamkan riba (QS al-Baqarah [2]: 275], juga mewajibkan pendistribusian harta secara adil di tengah masyarakat (QS al-Hasyr [59]: 7).
.
Ibnu Taymiyah menegaskan, “Jika kekuasaan terpisah dari agama atau jika agama terpisah dari kekuasaan, niscaya keadaan manusia akan rusak.” (Ibnu Taimiyah, Majmû’ al-Fatawa, XXVIII/394).

Silahkan sebarkan supaya banyak yang paham
#yukhijrah #yukngaji #suksesmulia #suksesduniaakhirat

Gara-gara sekularisme

Mengapa perdukunan dan fenomena paranormal terus berkembang padahal telah jelas keharamannya? 

Sebabnya berpangkal pada kerusakan akidah umat hari ini yang menganut sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). 

Saat agama dipisahkan dari kehidupan dan tidak dijadikan landasan kehidupan, kaum Muslim banyak yang kehilangan pegangan hidup. Mereka tidak bisa lagi menimbang persoalan dengan benar. 

Begitu juga dalam hal memilih pemimpin dan segala hal solusi problematika hidup. Mereka lebih mengikuti perasaan/ mencoba mengilmiahkan / berdalil dengan ribuan dalih.

Sekularisme telah membuat kaum Muslim menjauh dari agama. Sayangnya, saat ini sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) justru dijadikan pegangan hidup.

 Kaum Muslim tidak menjadikan akidah Islam sebagai landasan solusi kehidupan dunia, sekaligus sebagai landasan pembuatan undang-undang. 

Ibarat benerin TV rusak gunain manual book Kulkas, maka bukannya bener malah makin parah. Padahal semua paham yg paling ngerti adalah yg buat (pencipta) barang tersebut.

Kerusakan mendera banyak kalangan, termasuk oleh mereka yang berpendidikan tinggi tetapi minim pengetahuan agamanya.

Keadaan bertambah parah karena negara tidak melindungi akidah umat Islam. Negara justru membiarkan praktik perdukunan/ paranormal berkembang. Malah profesi paranormal mendapat tempat istimewa di tengah-tengah masyarakat. 

Mereka diperlakukan bak selebritis dan kaya-raya. Banyak pengusaha, pejabat dan kaum intelektual lebih percaya kepada para dukun/paranormal ketimbang pada al-Quran dan as-Sunnah. Sungguh sebuah tragedi. Padahal menurut syariah Islam, tukang sihir harus diberi sanksi keras karena merusak akidah umat. 

Sabda Nabi saw.:
Hukuman bagi tukang sihir adalah dengan dipenggal lehernya dengan pedang (HR at-Tirmidzi).

Inilah akibat Islam dicampakkan. Inilah akibat sekularisme yang terus bercokol di negeri ini sejak ditanamkan oleh kaum penjajah hingga hari ini. 

Tidakkah juga sadar wahai saudaraku seiman? Kebangkitan umat diawali dari pemikiran.

 Mari mengkaji.. Mari mengaji.. 
Lembutkan hati.. Menuju kebenaran hakiki..


disarikan dari buletin Al-Islam dengan berbagai penambahan.
#yukngaji #yukhijrah

Senin, 03 Oktober 2016

Dakwah kewajiban setiap muslim

Banyak yang beranggapan bahwa dakwah itu kewajiban da’i, ustadz, atau orang-orang yang paham agama. 

Konotasi dakwah juga terbatas pada majelis ta’lim. Orang yang berdakwah akhirnya hanya identik dengan orang yang berceramah. Dengan pandangan ini, seorang muslim yang bukan da’i atau ustadz merasa tidak punya tanggung jawab dakwah.

Dakwah seharusnya menjadi komitmen setiap muslim untuk menyebarkan Islam kepada orang terdekat dan lingkungannya. 

Dakwah seperti ini tidak harus menunggu jadi pakar. Kalau dakwah harus menunggu s
menjadi pakar ntah sampai kapan akan dimulai. 

Apalagi di zaman sekarang yang Negara melepas tanggung jawab untuk jamin kesejahteraan rakyatnya, ada tidak ada negara seakan nggak ngaruh. Akhirnya rakyat berjuang sendiri seperti untuk kesehatan dan pendidikan. Akibatnya waktu habis untuk berjuang memenuhi kebutuhan hidup.

"Imam adalah pemelihara dan dia bertanggungjawab atas rakyatnya" (HR al-Bukhari dari Abdullah bin Umar)

Semoga dengan mengenal keutamaan dakwah berikut kita semakin bersemangat.
Allah SWT berfirman, “Apakah ada orang yang lebih baik dari yang menyeru kepada ajaran tauhid dan taat kepada Allah semata-mata serta beramal shalih, dan dia berkata, “Sungguh aku termasuk kaum muslim.” (QS. Fushlihat : 33)

“Barangsiapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga” (HR. Muslim no. 2674).

Dari Abu Umamah Al Bahili ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya para malaikat, serta semua penduduk langit-langit dan bumi, sampai semut-semut di sarangnya, mereka semua bershalawat (mendoakan dan memintakan ampun) atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” (HR. Tirmidzi no. 2685)