banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Rabu, 09 Mei 2012

Kita semua adalah seorang PEMIMPIN


"Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya, Seorang penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka, seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atasnya. Seorang hamba sahaya adalah penjaga harga tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya. (HR Bukhari)

yang artinya Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.

Ada suatu kisah seorang ibu yang sedang kerepotan mengurusi anak-anaknya yang masih kecil, lalu sang ibu meminta tolong kepada anaknya yang paling besar  (sudah SMP) untuk pergi ke pasar belanja kebutuhan lauk pauk dan sayur.
“Nak ini ibu sudah catatkan apa saja yang perlu dibelanjakan di pasar, nanti jika ada yang kurang jelas bisa tanya SMS ibu” . lalu pergilah sang anak ke pasar, karena baru pertama kali ke pasar anak itu bingung membeli tempat membeli tempe & tahu dimana, lalu anak itu bertanya pada orang yang ada dipasar ditunjukkan lah lokasinya, pergilah sang anak membeli tempe & tahu. Lalu berikutnya dia membeli ikan, tapi ternyata ikan yg dimaksudkan habis segera sang anak SMS ke ibunya untuk menanyakan bagaimana mau diganti ikan apa sambil menyebutkan jenis ikan yang tersedia. Sambil menunggu balasan sang Ibu , untuk menghemat waktu  lalu anak terus melanjutkan belanjanya sesuai list yang sudah tertulis. Singkat cerita akhirnya sang anak berhasil membelanjakan semua kebutuhan belanja dipasar dengan komplit sesuai list tersebut.

Ini adalah contoh kisah sederhana bagaimana sang anak yang masih kecil pun bisa memimpin dirinya sendiri dengan acuan tujuan yang sudah diberikan oleh ibunya. Sang ibu tidak memberikan secara detil di list tersebut, seperti untuk belanja tempe itu tempatnya dekat ini,ini, dan ini tetapi dengan kesadarannya sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri dia berinisiatif bertanya pada orang yang sudah paham dan saat di keadaan harus menentukan keputusan diluar kuasanya barulah ia bertanya pada sang ibu.  Disini sang anak tidak membutuhkan orang yang mengawasi saat ia melakukan kegiatan belanja, yang ia tau adalah menyelesaikan tujuan yang sudah diberikan oleh sang ibu, dan memberikan hasilnya sesuai tujuan tersebut.

Sama halnya dengan kaitan kita beragama, Allah menurukan perintah dan larangan kepada umatNya melalui Al Quran dan Hadits, dimana kita dengan tuntunan tersebut dapat jelas mengetahui arah tujuan kita secara jelas. Namun saat orang beribadah pertanyaannya adalah apakah dia ibadah karena jika dilihat orang saja ? Tidak , karena ibadah adalah bentuk tanggung jawab kita sendiri sebagai pemimpin bagi diri sendiri  yang kesemuanya akan ditanggungjawabkan kelak saat kita di akhirat.

Disebutkan dalam Al Qur an dan Hadits tentang bekerja sebagai bagian dari ibadah , diantaranya :
―Barangsiapa yang menjadi susah pada petang hari kerana kerjanya, maka terampunlah dosanya.‖ (Hadis riwayat Tabrani)
“Maka apabila engkau telah berada di dalam keluangan (setelah tadinya engkau sibuk), maka (bersungguh-sungguhlah bekerja) sampai engkau letih, atau tegakkanlah (persoalan baru) sehingga menjadi nyata.” Demikian pesan QS. 94:7

Jelaslah bahwa bekerja merupakan bagian dari ibadah, sudah tentu karena bagian dari ibadah apakah kita melakukannya jika ada yang melihat saja ?? Tidak bukan. Dimana dilakukan dengan sungguh-sungguh dan maksimal karena Allah. Ada tiga hal yang dijelaskan dalam alquran terkait etos kerja seorang muslim. Pertama, kerja adalah ibadah (QS. Azzariyat : 56). Kedua, kerja adalah amanah (QS. Al ahzab: 72) dan kerja adalah rahmah (QS. Ibrohim: 7).

Begitu juga dalam organisasi perusahaan seperti kisah sang ibu dan anak diatas. Kita sudah diberikan target dan tujuan yang jelas, tinggal team melaksanakan sesuai yang ditargetkan tersebut, jika ada yang kurang paham atau tidak jelas bisa bertanya kepada orang yang lebih paham, yaitu pada team yang lain yang dan juga pada relasi dan referensi media internet. Lalu jika ada suatu keputusan yang harus langsung ke atasan langsung bisa menanyakan.

Kuatkan tekad bahwa kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri, kita bekerja dengan tujuan bukan hanya mencari gaji semata, tapi bagian dari bentuk ibadah kita, dimana manfaat apa yang kita kerjakan adalah untuk banyak orang sesuai makna perusahaan dengan visi misi dan filosofi yang mulia.

Selalu semangat dan yakin bahwa kita bisa meraih sukses dan mulia bersama-sama, bawa kendaraan perusahaan ini sampai ke tujuan yaitu SUKSES MULIA.

FIGHT !!

note: Tulisan yang pernah saya share untuk team di Perusahaan

Jumat, 04 Mei 2012

Kekuatan kebiasaan yang diulang


Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. 

Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah. Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"
Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
=============================================================,
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!
Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, jujur, peduli, adil, kerjasama & lain sebagainya.
Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.

Sukses untuk kita semua
Agung Nugroho Susanto

Belajar dari seekor Elang

Belajar dari Elang


Segala sesuatu di dunia ini memiliki manfaat bagi umat manusia. Seluruh makhluk hidup beserta pola hidupnya juga mengandung nilai-nilai filosofis yang luar biasa, karena dapat kita gunakan untuk menjalani kehidupan dengan lebih cerdas dan bijaksana. Salah satunya adalah nilai-nilai filosofis dari kehidupan burung elang.

Elang merupakan binatang yang mempunyai umur panjang, dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai usia tersebut ia harus membuat keputusan besar pada umurnya yang ke-40. Saat itu, cakarnya mulai menua, paruh menjadi panjang dan bengkok sehingga hampir menyentuh dada. Sayapnya menjadi berat karena bulunya sudah tumbuh lebat dan tebal sehingga menyulitkannya untuk terbang.

Ia hanya mempunyai 2 pilihan: menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yang menyakitkan selama 150 hari. Sebelum transformasi dilaksanakan, maka ia harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk membuat sarang di tepi jurang dan tinggal di sana selama proses berlangsung.

Pertama, ia harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh terlepas dari mulutnya dan menunggu beberapa hari hingga paruh baru tumbuh. Dengan paruh yang baru, ia harus mencabut satu per satu cakarnya. Ketika cakar-cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu-bulu di badannya satu per satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.

Lima bulan kemudian bulu-bulu yang baru sudah tumbuh. Saat itulah ia baru dapat terbang kembali. Dengan bulu, paruh dan cakar baru ia mulai menjalani 30 tahun kehidupan berikutnya dengan penuh energi.


Tak berbeda dengan kehidupan burung elang yang bertransformasi, dalam hidup ini suatu ketika kita juga harus membuat sebuah keputusan besar untuk melakukan pembaharuan. Lepaskan segala hal negatif dari masa lalu yang membebani pikiran dan usaha kita, misalnya kebencian, kecemburuan, dendam, kesedihan,dan  kebiasaan buruk lainnya. Melepaskan segala hal negatif di masa lalu mungkin juga sulit dan menyakitkan sehingga memerlukan komitmen, semangat dan motivasi yang kuat. Ganti kebiasaan tersebut dengan kebiasaan  baru yang baik.
Proses awal tentu tak mudah, seperti elang tadi yang diperlukan kegigihan dan pengorbanan yang luar biasa. namun akhirnya dengan konsistensi maka kebiasaan lama yang buruk lambat laun akan tergantikan dengan kebiasaan baru yang lebih positif. 

Pemikiran akan mempengaruhi Tindakanmu
Tindakan akan mempengaruhi Kebiasaan.
Kebiasaan mempengaruhi Karakter
Dan Karakter mempengaruhi nasib kamu.

"Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya. "
-Albert Einstein-
Dari sinilah kita harus melakukan perubahan ataukah menjadi korban keadaan. Sudah banyak bukti bahwa orang-orang yang mampu menghancurkan beban masa lalu ataupun kebiasaan-kebiasaan buruk di masa lalu, maka ia akan berhasil mencapai kesuksesan. Lihat saja dalam dunia kerja, bisnis, olah raga, seni kreatif, dan lain sebagainya.
Melepaskan pengalaman atau kebiasaan-kebiasaan buruk di masa lalu adalah sebuah pilihan. Sebagai mahkluk yang berakal dan lebih mulia dibandingkan elang, sudah seharusnya kita mampu bersikap lebih baik, arif dan lebih kuat dari yang bisa dilakukan oleh elang.
Setiap hari adalah kesempatan untuk terus berbenah. Setiap tarikan nafas merupakan awal kehidupan baru dan Anda semua pasti mampu menjadikan kehidupan Anda lebih membahagiakan & berarti bagi orang lain.

Salam sukses mulia!