banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Senin, 18 Juni 2012

Obat Bosan Bekerja


Bosan Kerja, Ini Obatnya

Penulis : Tim AndrieWongso

Bosan di pekerjaan sering menjadi keluhan yang kita jumpai sehari-hari. Bahkan, menurut sebuah penelitian yang dimuat di Washington Post Amerika, sekitar 55% pekerja di Amerika Serikat-yang notabene sebagai negara maju dengan sistem kerja yang lebih rapi dan teratur- merasa kurang pas dan mudah bosan dengan apa yang dikerjakan. Karena itu, bosan dengan dunia dan pekerjaan sehari-hari sebenarnya adalah hal yang wajar.Namun, sudah pasti kita pun tak bisa membiarkan hal tersebut terus terjadi. Sebab, dengan bosan yang terus dipelihara dan cenderung dituruti, hampir bisa dipastikan kita tak akan dapat apa-apa. Bahkan, bisa jadi karier pun berhenti di situ-situ saja. Mengapa? Karena kebosanan yang dituruti akan mendorong kemalasan. Ujungnya, jika terus dilakukan, kita sendiri yang akan merugi.
Karena itu, bosan di pekerjaan harus segera dicegah. Berikut beberapa hal yang bisa kita coba lakukan...
- Ciptakan kondisi yang menyenangkan untuk pikiran kita
Banyak hal yang berawal dari pikiran. Maka ketika merasa bosan terhadap sesuatu, cobalah untuk berpikir ulang, bagaimana dan apa yang bisa kita lakukan untuk menjadikan pikiran yang kurang menyenangkan teredam. Misalnya, kita merasa mengapa pekerjaan begitu-begitu saja? Ganti dengan pikiran, banyak hal yang bisa dilakukan orang lain berkat pekerjaan saya.
Contoh, sebagai bagian akunting yang melakukan tugas pencatatan keuangan sehari-hari. Jika merasa bosan, bayangkan bahwa Anda sedang mengerjakan "misi" penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan peran Anda sebagai akunting, gajian bisa lebih tepat waktu, urusan keuangan menjadikan perusahaan lebih sehat dan maju. Akibatnya, pikiran Anda mengatakan, bahwa Anda mengemban misi penting yang sangat luar biasa bagi banyak orang.
- Bebaskan diri dari prasangka negatif
Cara lain yang juga biasa dianjurkan oleh banyak orang untuk menghadapi kebosanan adalah dengan mencoba menghindari asumsi dan prasangka yang negatif tentang apa yang kita kerjakan dan sekeliling kita. Tanpa sadar, bosan terjadi karena kita merasa respons yang diberikan terhadap apa yang kita kerjakan cenderung begitu-begitu saja. Bahkan, kemudian sering timbul iri hati melihat orang lain lebih dipandang prestasinya daripada kita. Hal tersebut kadang menimbulkan kebosanan yang berujung pada prasangka dan asumsi negatif.
 
Untuk itu, coba lawan dan hadang asumsi tersebut. Sebab, bisa jadi, Anda sebenarnya sedang "diawasi" untuk mendapat penghargaan-atau sebaliknya, pemecatan. Karena itu, coba bebaskan diri dari pikiran-pikiran kurang menyenangkan dan menggantinya dengan hal yang lebih positif sehingga gairah bekerja pun meningkat.
- Hindari orang-orang yang punya kecenderungan mengundang hal negatif
Dalam pekerjaan sudah pasti kita berhubungan dengan banyak orang. Dan, masing-masing punya karakter yang berbeda. Karena itu, cobalah lebih banyak bergaul dengan orang-orang yang punya karakter lebih positif. Bukannya memilih dan memilah teman, tapi seperti petuah bijak, jika ingin sukses, bergaullah dengan orang yang sukses.
Oleh karenanya, jangan terpancing pada "kelompok" yang sering kali bergosip di kantor, meski obrolannya cukup menarik. Cukup akrabi mereka sebatas rekan kerja. Namun, jika sudah ada obrolan yang menjurus ke arah kontraproduktif, sebisa mungkin segera jauhi. Sebab, acap kali saat yang diperbincangkan menyangkut hal-hal sensitif, bisa jadi kita ikut terbawa. Sehingga, tanpa terasa, hal tersebut mengganggu pikiran yang berujung pada kebosanan dan kekuranggairahan bekerja.
Sebaliknya, coba cari dan dekati orang-orang yang berada pada level di mana mereka selalu terlihat antusias bekerja. Tanyakan, apa saja hal yang membuat mereka selalu bekerja maksimal. Atau, jika belummemungkinkan, amati cara dan pola kerjanya. Pasti kita akan mendapat "sesuatu" hal positif yang bisa kita ambil untuk meningkatkan kinerja kita.

SALAM SUKSES MENUJU KEMULIAAN HIDUP

50 Kata Bijak Pepatah Arab


50 Kata Bijak Pepatah Arab

Dikutip Buku “10 Jalan Sukses Menghidupkan Prinsip Man Jadda Wajada” (Akbar Zainudin)
1. Man sara ‘ala ad-darbi washala
(Siapa berjalan pada jalan-NYA, dia akan sampai)
2. Man jadda wajada
(Siapa bersungguh-sungguh , dia akan berhasil)
3. Man shobaro zhofira
(Siapa bersabar, dia akan beruntung)
4. Man qalla shidquhu qalla shodiquhu
(Siapa yang sedikit kejujurannya, sedikit pula temannya)
5. Jalis ahla ash-shidqi wa al-wafa’i
(Pergaulilah orang jujur dan menepati janji)
6. Mawaddatu ash-shodiqi tadzharu waqta adh-dhiqi
(Kecintaan seorang teman itu akan terlihat pada saat kesulitan)
7. Wama al-lladzdzatu illa ba’da at-ta’abi
(Tidak ada kenikmatan kecuali setelah bersusah payah)
8. Ash-shobru yu’inu ‘ala kulli ‘amalin
(Kesabaran itu membantu segala pekerjaan)
9. Jarrib walahidz takun ‘arifan
(Coba dan perhatikan, niscaya engkau akan paham)
10. Uthlubu al-’ilma min al-mahdi ila al-llahdi
(Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur)
11. Baidhatu al-yaumi khairun min dajajati al-ghodd
(Telur hari ini lebih baik dari ayam hari esok)
12. Al-waqtu atsmanu mina adz-dzahabi
(Waktu itu lebih berharga daripada emas)
13. Al-’aqlu as-salimu fi al-jismi as-salimi
(Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat)
14. Khoiru jalisin fi az-zamani kitabun
(Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku)
15. Man yazra’ yahshud
(Siapa yang menanam, dia akan memetik/memanen)
16. Khoiru al-ashabi man yadulluka ‘ala al-khoiri
(Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan)
17. Laula al-’ilma lakana an-nasu ka al-baha’imi
(Seandainya tiada berilmu, manusia itu seperti binatang)
18. Al-’ilmu fi as-shighori ka an-naqsyi ‘ala al-hajari
(Ilmu pengetahuan di waktu kecil itu bagaikan ukiran di atas batu)
19. Lan tarji’a al-ayyamu al-lati madhot
(Tidak akan kembali hari-hari yang lalu)
20. Ta’allaman shoghiran wa’mal bihi kabiron
(Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar)
21. Al-’ilmu bila ‘amalin ka asy-syajari bila tsamarin
(Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah)
22. Al-ittihadu asasu an-najahi
(Persatuan adalah pangkal keberhasilan)
23. La tahtaqir miskinan wa kun lahu mu’inan
(Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya)
24. Asy-syarofu bi al-adabi la bi an-nasabi
(Kemuliaan itu dengan adab kesopanan , bukan dengan keturunan)
25. Salamatu al-insani fu’ hifdzi al-lisani
(Keselamatan manusia itu dalam menjaga lisannya)
26. Adabu al-mar’i khorun min dzahabihi
(Adab seseorang itu lebih berharga daripada emasnya)
27. Su’u al-khuluqi yu’di
(Kerusakan budi pekerti/akhlak itu menular)
28. Afatu al-’ilmi an-nisyan
(Bencana ilmu itu adalah lupa)
29. Idza shodaqa al-’azmu wadhoha as-sabilu
(Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya)
30. La tahtaqir man dunaka fa likulli syai’in maziyyatun
(Jangan menghina orang yang lebih rendah daripadamu karena setiap orang mempunyai kelebihan)
31. Ashlih nafsaka yashluh laka an-nasu
(Perbaikilah dirimu sendiri niscaya orang lain akan baik padamu)
32. Fakkir qobla an’ta’zima
(Berpikirlah dahulu sebelum kamu merencanakan/berkemauan)
33. Man ‘arafa buida as-safari ista’adda
(Siapa yang tahu jauhnya perjalanan, dia akan bersiap-siap)
34. Man hafaro khufrotan waqo’a fiha
(Siapa yang menggali lubang, dia yang akan terperosok ke dalamnya)
35. ‘Aduwwun ‘aqilun khoirun min shodiqin jahilin
(Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh)
36. Man katsuro ihsanuhu katsuro ikhwanuhu
(Siapa yang banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya)
37. Ijhad wala taksal wala taku ghofilan fanadamatu al-’uqba liman yatakassal
(Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah karena penyesalan akibat itu bagi orang yang bermalas-malasan)
38. La tu’akhkhir ‘amalaka ila al-ghoddi ma taqdiru an ta’malahu al-yauma
(Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari yang kamu bisa mengerjakannya hari ini)
39. Utruk asy-syarro yatrukka
(Tinggalkanlah perbuatan jelek niscaya dia akan meninggalkanmu)
40. Khoiru an-nasi ahsanuhum khuluqan wa anfa’uhum linnas
(Sebaik-baik manusia itu adalah yang lebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia)
41. Fi at-ta’anni as-salamatu wa fi al-’ajalati an-nadamatu
(Di dalam kehati-hatian adanya keselamatan, dan di dalam ketergesaan adanya penyesalan)
42. Tsamrotu at-tafriti an-nadamatu wa tsamrotu al-hazmi as-salamatu
(Buah sembrono atau lengah itu penyesalan dan buah cermat itu adalah keselamatan)
43. Ar-rifqu bi adh-dho’ifi -min khuluqi asy-syarifi
(Berlemah-lembut kepada orang yang lemah itu adalah suatu perangai orang yang mulia)
44. Fajaza’u as-sayyiatin sayyiatun mitsluha
(Maka pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama)
45. Tarku al-jawabi ‘ala al-jahili jawabun
(Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya)
46. Man ‘adzuba lisannuhu katsuro ikhwanuhu
(Siapa yang manis tutur katanya, banyaklah temannya)
47. Idza tamma al-’aqlu qolla al-kalamu
(Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya)
48. Man tholaba akhon bila ‘aibin baqiya bila akhin
(Siapa yang mencari teman yang tidak bercela maka dia tidak akan mempunyai teman)
49. Qul al-haqqo walau kana murron
(Katakanlah yang benar itu walaupun pahit)
50. Khoiru malika ma nafa’aka
(Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu)