banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Jumat, 21 Desember 2012

7 karakter sukses seorang muslim

Karakter bs dibentuk.berikut #7karakter yg hrs dimiliki utk mjd sukses:

1.memiliki TUJUAN sbg peta hidupnya.Tujuan mampu memberi makna hidup.dan jelas apa yg ingin kita raih .
Carilah tujuan yg hakiki,jgn yg bersifat smentara &dunia semata.jadikan tujuan hidup adalah utk gapai Ridla Allah SWT
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

2.Keluasan PEMAHAMAN melalui ILMU.keluasan dlm memandang sgla persoalan,situasi,org lain,& diri sendiri dgn brdsrkan ilmu.
Segala perihal ilmu kehidupan dari A-Z tlah ada didlm Alquran & Hadits.dgn demikian mjd tau dasar2 berperilaku,mjd bertakwa


3.Selalu BERANI dlm 'kbenaran'.Bagi org sukses rasa takut bukan bagian hidupnya.berani hadapi rintangan &tantangan,berani beda.
Yg ditakuti baginya hnylah Allah SWT bukan thdp makhluk ciptaanNya.tunduk patuh kpd setiap perintah & laranganNya

4.MURAH HATI.dgn sll memberi & menolong org lain tnp pamrih.menabung kebaikan sebanyak2nya,krn Dia akan membls stiap kbaikan kita

5.Memiliki HARGA DIRI.seorg sukses bknlah peminta2/penjilat/ambil bkn haknya/tdk btgjwb.ia mmlki prinsip,berkarakter.

6.PERCAYA DIRI.Percaya diri akan menghasilkan tindakan.Tindakan akan menghasilkan hasil.sll positif & optimis.

7.Sertakan Allah disetiap langkah.jk kita dekat dgnNya,mk Dia pun akan mendekat.kemudahan dan kberkahan akan mnyelimuti.
Kalau Allah sdh melarang maka ya mjd haram jk ttp dilkukan mjd dosa.tdk ada tapi,tdk ada pengecualian.
Krn hidup ibarat menabung,prbnyklah tabungan pahala.namun jg hindari dosa spy tdk mjd bangkrut/bahkan amalan tertolak smuanya

Tulisan diambil dari twitter saya @Agung_N_Susanto




Minggu, 25 November 2012

SETIAP KEMENANGAN BUTUH KESABARAN


SETIAP KEMENANGAN BUTUH KESABARAN

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… 
“Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? ”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”

” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”

” Aku tau, oleh karena itu ada keluarga,teman,relasi yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada orang-orang disampingmu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau berapangku tangan pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Tuhan di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan menuju kesuksesan, saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat kesuksesan dan surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

-------------------------------

Salam sukses mulia !


Selasa, 03 Juli 2012

Buku adalah jendela dunia

Buku adalah "jendela" dunia. Buku juga bisa jadi sarana sukses karier kita. Bagaimana caranya?
•Sadari bahwa buku adalah sumber segala ilmu
Bukan rahasia lagi bahwa buku adalah gudangnya ilmu. Bahkan, meski saat ini informasi banyak bertebaran di dunia maya, hampir bisa dipastikan semua informasi di sana berasal atau minimal berawal dari sebuah buku. Sebab, buku adalah catatan sejarah dan kisah yang ditulis dengan banyak referensi. Tak jarang, orang-orang besar dikenal karena buku yang ditulisnya. Dan, mereka pun menjadi sejarah yang memengaruhi dunia berkat pandangan dan tulisan yang dibukukan.
Tingkatnya minat baca dengan menyisihkan waktu minimal setengah jam dalam sehari untuk membaca salah satu buku. Dan, sebisa mungkin, canangkan minimal sebulan sekali bisa menyelesaikan membaca satu buku secara utuh. Minimal, dengan menyadari bahwa buku adalah sumber dari berbagai macam ilmu (termasuk soal pengembangan karier) setidaknya kita akan mendapat "asupan" ilmu baru yang bermanfaat sebulan sekali.
Rasakan bahwa membaca bisa mempertajam pikiran dan mempercepat proses pembelajaran
Dalam buku seri 7 Habits karya Stephen Covey, ia menyebut bahwa salah satu kebiasaan yang sangat efektif untuk meningkatkan kesuksesan adalah membaca. Sebab, membaca bisa mempertajam pikiran. Anjuran itu berlaku untuk semua bacaan jenis bacaan. Bahkan, komik anak-anak sekali pun. Sadarkah Anda jika komik Doraemon bisa menginspirasi banyak inovasi dan penemuan unik di dunia? Tentu, akan jauh lebih maksimal jika kita bisa memilah dan memilih buku yang bermanfaat untuk membangun karier dan masa depan.
Dengan merasakan bahwa membaca akan memberi banyak manfaat, kita akan lebih betah untuk membaca. Sehingga, apa pun pengetahuan yang masuk, akan menjadikan kita punya nilai tambah.
•Memilah dan memilih buku yang tepat
Saat ini, banyak sarana pembelajaran dari buku melalui berbagai macam format. Ada audio book, ada video book, ada e-book, dan tentu, buku konvensional pun masih gampang kita jumpai di mana-mana. Dari semua jenis format tersebut, kita bisa memilih mana yang paling nyaman dengan cara kita menyerap ilmu. Bahkan, jika memang kita lebih suka diceritakan daripada membaca sendiri pun tak ada salahnya. Yang penting, kita bisa mendapat informasi dan pengetahuan tambahan dari buku tersebut.
Setelahnya,kita perlu memilih dan memilah topik yang kira-kira bermanfaat untuk menunjang karier kita. Tak perlu buku yang "berat-berat" yang penuh teori, jika memang kita lebih nyaman dengan buku-buku ringan bertulisan pendek-pendek. Tak perlu gengsi! Yang penting, sepanjang kita merasa mendapat ilmu dan mampu menikmati buku tersebut, kita pasti punya nilai tambah yang bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan karier.
 
•Menjadikan buku sebagai sarana sosialisasi
Tak jarang, kita berjumpa dengan orang yang memiliki ketertarikan pada hal yang sama. Termasuk, dalam hal ini buku dengan topik yang sama. Hal ini bisa kita "manfaatkan" untuk memaksimalkan jejaring guna memperluas pertemanan, yang ujungnya bisa jadi akan membuka peluang baru karier yang lebih cemerlang.
Atau, bisa jadi, jika bos kita tertarik pada topik yang sama, kita tentu akan lebih mudah "in" dengan apa yang diharapkan atasan tentang kerja kita. Misalnya soal pemasaran. Akan lebih mudah untuk membuka banyak wawasan jika kita memiliki pengetahuan yang sejalan dengan kemauan atasan.
•Menjalankan nilai-nilai positif yang didapat dari buku
Semua teori tak akan jadi "sesuatu" jika tak dijalankan. Karena itu, dari semua pengetahuan yang didapat dari hasil membaca buku, seharusnya bisa segera kita praktikkan. Termasuk, artikel yang sedang Anda baca ini. Jangan sampai, apa yang kita baca hanya akan berhenti pada teori semata. Dengan begitu, akan banyak hal positif yang bisa kita serap kemudian kita praktikkan untuk kesuksesan karier kita.

sumber : andriewongso.com

Senin, 18 Juni 2012

Obat Bosan Bekerja


Bosan Kerja, Ini Obatnya

Penulis : Tim AndrieWongso

Bosan di pekerjaan sering menjadi keluhan yang kita jumpai sehari-hari. Bahkan, menurut sebuah penelitian yang dimuat di Washington Post Amerika, sekitar 55% pekerja di Amerika Serikat-yang notabene sebagai negara maju dengan sistem kerja yang lebih rapi dan teratur- merasa kurang pas dan mudah bosan dengan apa yang dikerjakan. Karena itu, bosan dengan dunia dan pekerjaan sehari-hari sebenarnya adalah hal yang wajar.Namun, sudah pasti kita pun tak bisa membiarkan hal tersebut terus terjadi. Sebab, dengan bosan yang terus dipelihara dan cenderung dituruti, hampir bisa dipastikan kita tak akan dapat apa-apa. Bahkan, bisa jadi karier pun berhenti di situ-situ saja. Mengapa? Karena kebosanan yang dituruti akan mendorong kemalasan. Ujungnya, jika terus dilakukan, kita sendiri yang akan merugi.
Karena itu, bosan di pekerjaan harus segera dicegah. Berikut beberapa hal yang bisa kita coba lakukan...
- Ciptakan kondisi yang menyenangkan untuk pikiran kita
Banyak hal yang berawal dari pikiran. Maka ketika merasa bosan terhadap sesuatu, cobalah untuk berpikir ulang, bagaimana dan apa yang bisa kita lakukan untuk menjadikan pikiran yang kurang menyenangkan teredam. Misalnya, kita merasa mengapa pekerjaan begitu-begitu saja? Ganti dengan pikiran, banyak hal yang bisa dilakukan orang lain berkat pekerjaan saya.
Contoh, sebagai bagian akunting yang melakukan tugas pencatatan keuangan sehari-hari. Jika merasa bosan, bayangkan bahwa Anda sedang mengerjakan "misi" penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan peran Anda sebagai akunting, gajian bisa lebih tepat waktu, urusan keuangan menjadikan perusahaan lebih sehat dan maju. Akibatnya, pikiran Anda mengatakan, bahwa Anda mengemban misi penting yang sangat luar biasa bagi banyak orang.
- Bebaskan diri dari prasangka negatif
Cara lain yang juga biasa dianjurkan oleh banyak orang untuk menghadapi kebosanan adalah dengan mencoba menghindari asumsi dan prasangka yang negatif tentang apa yang kita kerjakan dan sekeliling kita. Tanpa sadar, bosan terjadi karena kita merasa respons yang diberikan terhadap apa yang kita kerjakan cenderung begitu-begitu saja. Bahkan, kemudian sering timbul iri hati melihat orang lain lebih dipandang prestasinya daripada kita. Hal tersebut kadang menimbulkan kebosanan yang berujung pada prasangka dan asumsi negatif.
 
Untuk itu, coba lawan dan hadang asumsi tersebut. Sebab, bisa jadi, Anda sebenarnya sedang "diawasi" untuk mendapat penghargaan-atau sebaliknya, pemecatan. Karena itu, coba bebaskan diri dari pikiran-pikiran kurang menyenangkan dan menggantinya dengan hal yang lebih positif sehingga gairah bekerja pun meningkat.
- Hindari orang-orang yang punya kecenderungan mengundang hal negatif
Dalam pekerjaan sudah pasti kita berhubungan dengan banyak orang. Dan, masing-masing punya karakter yang berbeda. Karena itu, cobalah lebih banyak bergaul dengan orang-orang yang punya karakter lebih positif. Bukannya memilih dan memilah teman, tapi seperti petuah bijak, jika ingin sukses, bergaullah dengan orang yang sukses.
Oleh karenanya, jangan terpancing pada "kelompok" yang sering kali bergosip di kantor, meski obrolannya cukup menarik. Cukup akrabi mereka sebatas rekan kerja. Namun, jika sudah ada obrolan yang menjurus ke arah kontraproduktif, sebisa mungkin segera jauhi. Sebab, acap kali saat yang diperbincangkan menyangkut hal-hal sensitif, bisa jadi kita ikut terbawa. Sehingga, tanpa terasa, hal tersebut mengganggu pikiran yang berujung pada kebosanan dan kekuranggairahan bekerja.
Sebaliknya, coba cari dan dekati orang-orang yang berada pada level di mana mereka selalu terlihat antusias bekerja. Tanyakan, apa saja hal yang membuat mereka selalu bekerja maksimal. Atau, jika belummemungkinkan, amati cara dan pola kerjanya. Pasti kita akan mendapat "sesuatu" hal positif yang bisa kita ambil untuk meningkatkan kinerja kita.

SALAM SUKSES MENUJU KEMULIAAN HIDUP

50 Kata Bijak Pepatah Arab


50 Kata Bijak Pepatah Arab

Dikutip Buku “10 Jalan Sukses Menghidupkan Prinsip Man Jadda Wajada” (Akbar Zainudin)
1. Man sara ‘ala ad-darbi washala
(Siapa berjalan pada jalan-NYA, dia akan sampai)
2. Man jadda wajada
(Siapa bersungguh-sungguh , dia akan berhasil)
3. Man shobaro zhofira
(Siapa bersabar, dia akan beruntung)
4. Man qalla shidquhu qalla shodiquhu
(Siapa yang sedikit kejujurannya, sedikit pula temannya)
5. Jalis ahla ash-shidqi wa al-wafa’i
(Pergaulilah orang jujur dan menepati janji)
6. Mawaddatu ash-shodiqi tadzharu waqta adh-dhiqi
(Kecintaan seorang teman itu akan terlihat pada saat kesulitan)
7. Wama al-lladzdzatu illa ba’da at-ta’abi
(Tidak ada kenikmatan kecuali setelah bersusah payah)
8. Ash-shobru yu’inu ‘ala kulli ‘amalin
(Kesabaran itu membantu segala pekerjaan)
9. Jarrib walahidz takun ‘arifan
(Coba dan perhatikan, niscaya engkau akan paham)
10. Uthlubu al-’ilma min al-mahdi ila al-llahdi
(Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur)
11. Baidhatu al-yaumi khairun min dajajati al-ghodd
(Telur hari ini lebih baik dari ayam hari esok)
12. Al-waqtu atsmanu mina adz-dzahabi
(Waktu itu lebih berharga daripada emas)
13. Al-’aqlu as-salimu fi al-jismi as-salimi
(Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat)
14. Khoiru jalisin fi az-zamani kitabun
(Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku)
15. Man yazra’ yahshud
(Siapa yang menanam, dia akan memetik/memanen)
16. Khoiru al-ashabi man yadulluka ‘ala al-khoiri
(Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan)
17. Laula al-’ilma lakana an-nasu ka al-baha’imi
(Seandainya tiada berilmu, manusia itu seperti binatang)
18. Al-’ilmu fi as-shighori ka an-naqsyi ‘ala al-hajari
(Ilmu pengetahuan di waktu kecil itu bagaikan ukiran di atas batu)
19. Lan tarji’a al-ayyamu al-lati madhot
(Tidak akan kembali hari-hari yang lalu)
20. Ta’allaman shoghiran wa’mal bihi kabiron
(Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar)
21. Al-’ilmu bila ‘amalin ka asy-syajari bila tsamarin
(Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah)
22. Al-ittihadu asasu an-najahi
(Persatuan adalah pangkal keberhasilan)
23. La tahtaqir miskinan wa kun lahu mu’inan
(Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya)
24. Asy-syarofu bi al-adabi la bi an-nasabi
(Kemuliaan itu dengan adab kesopanan , bukan dengan keturunan)
25. Salamatu al-insani fu’ hifdzi al-lisani
(Keselamatan manusia itu dalam menjaga lisannya)
26. Adabu al-mar’i khorun min dzahabihi
(Adab seseorang itu lebih berharga daripada emasnya)
27. Su’u al-khuluqi yu’di
(Kerusakan budi pekerti/akhlak itu menular)
28. Afatu al-’ilmi an-nisyan
(Bencana ilmu itu adalah lupa)
29. Idza shodaqa al-’azmu wadhoha as-sabilu
(Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya)
30. La tahtaqir man dunaka fa likulli syai’in maziyyatun
(Jangan menghina orang yang lebih rendah daripadamu karena setiap orang mempunyai kelebihan)
31. Ashlih nafsaka yashluh laka an-nasu
(Perbaikilah dirimu sendiri niscaya orang lain akan baik padamu)
32. Fakkir qobla an’ta’zima
(Berpikirlah dahulu sebelum kamu merencanakan/berkemauan)
33. Man ‘arafa buida as-safari ista’adda
(Siapa yang tahu jauhnya perjalanan, dia akan bersiap-siap)
34. Man hafaro khufrotan waqo’a fiha
(Siapa yang menggali lubang, dia yang akan terperosok ke dalamnya)
35. ‘Aduwwun ‘aqilun khoirun min shodiqin jahilin
(Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh)
36. Man katsuro ihsanuhu katsuro ikhwanuhu
(Siapa yang banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya)
37. Ijhad wala taksal wala taku ghofilan fanadamatu al-’uqba liman yatakassal
(Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah karena penyesalan akibat itu bagi orang yang bermalas-malasan)
38. La tu’akhkhir ‘amalaka ila al-ghoddi ma taqdiru an ta’malahu al-yauma
(Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari yang kamu bisa mengerjakannya hari ini)
39. Utruk asy-syarro yatrukka
(Tinggalkanlah perbuatan jelek niscaya dia akan meninggalkanmu)
40. Khoiru an-nasi ahsanuhum khuluqan wa anfa’uhum linnas
(Sebaik-baik manusia itu adalah yang lebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia)
41. Fi at-ta’anni as-salamatu wa fi al-’ajalati an-nadamatu
(Di dalam kehati-hatian adanya keselamatan, dan di dalam ketergesaan adanya penyesalan)
42. Tsamrotu at-tafriti an-nadamatu wa tsamrotu al-hazmi as-salamatu
(Buah sembrono atau lengah itu penyesalan dan buah cermat itu adalah keselamatan)
43. Ar-rifqu bi adh-dho’ifi -min khuluqi asy-syarifi
(Berlemah-lembut kepada orang yang lemah itu adalah suatu perangai orang yang mulia)
44. Fajaza’u as-sayyiatin sayyiatun mitsluha
(Maka pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama)
45. Tarku al-jawabi ‘ala al-jahili jawabun
(Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya)
46. Man ‘adzuba lisannuhu katsuro ikhwanuhu
(Siapa yang manis tutur katanya, banyaklah temannya)
47. Idza tamma al-’aqlu qolla al-kalamu
(Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya)
48. Man tholaba akhon bila ‘aibin baqiya bila akhin
(Siapa yang mencari teman yang tidak bercela maka dia tidak akan mempunyai teman)
49. Qul al-haqqo walau kana murron
(Katakanlah yang benar itu walaupun pahit)
50. Khoiru malika ma nafa’aka
(Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu)

Rabu, 09 Mei 2012

Kita semua adalah seorang PEMIMPIN


"Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya, Seorang penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka, seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atasnya. Seorang hamba sahaya adalah penjaga harga tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya. (HR Bukhari)

yang artinya Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.

Ada suatu kisah seorang ibu yang sedang kerepotan mengurusi anak-anaknya yang masih kecil, lalu sang ibu meminta tolong kepada anaknya yang paling besar  (sudah SMP) untuk pergi ke pasar belanja kebutuhan lauk pauk dan sayur.
“Nak ini ibu sudah catatkan apa saja yang perlu dibelanjakan di pasar, nanti jika ada yang kurang jelas bisa tanya SMS ibu” . lalu pergilah sang anak ke pasar, karena baru pertama kali ke pasar anak itu bingung membeli tempat membeli tempe & tahu dimana, lalu anak itu bertanya pada orang yang ada dipasar ditunjukkan lah lokasinya, pergilah sang anak membeli tempe & tahu. Lalu berikutnya dia membeli ikan, tapi ternyata ikan yg dimaksudkan habis segera sang anak SMS ke ibunya untuk menanyakan bagaimana mau diganti ikan apa sambil menyebutkan jenis ikan yang tersedia. Sambil menunggu balasan sang Ibu , untuk menghemat waktu  lalu anak terus melanjutkan belanjanya sesuai list yang sudah tertulis. Singkat cerita akhirnya sang anak berhasil membelanjakan semua kebutuhan belanja dipasar dengan komplit sesuai list tersebut.

Ini adalah contoh kisah sederhana bagaimana sang anak yang masih kecil pun bisa memimpin dirinya sendiri dengan acuan tujuan yang sudah diberikan oleh ibunya. Sang ibu tidak memberikan secara detil di list tersebut, seperti untuk belanja tempe itu tempatnya dekat ini,ini, dan ini tetapi dengan kesadarannya sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri dia berinisiatif bertanya pada orang yang sudah paham dan saat di keadaan harus menentukan keputusan diluar kuasanya barulah ia bertanya pada sang ibu.  Disini sang anak tidak membutuhkan orang yang mengawasi saat ia melakukan kegiatan belanja, yang ia tau adalah menyelesaikan tujuan yang sudah diberikan oleh sang ibu, dan memberikan hasilnya sesuai tujuan tersebut.

Sama halnya dengan kaitan kita beragama, Allah menurukan perintah dan larangan kepada umatNya melalui Al Quran dan Hadits, dimana kita dengan tuntunan tersebut dapat jelas mengetahui arah tujuan kita secara jelas. Namun saat orang beribadah pertanyaannya adalah apakah dia ibadah karena jika dilihat orang saja ? Tidak , karena ibadah adalah bentuk tanggung jawab kita sendiri sebagai pemimpin bagi diri sendiri  yang kesemuanya akan ditanggungjawabkan kelak saat kita di akhirat.

Disebutkan dalam Al Qur an dan Hadits tentang bekerja sebagai bagian dari ibadah , diantaranya :
―Barangsiapa yang menjadi susah pada petang hari kerana kerjanya, maka terampunlah dosanya.‖ (Hadis riwayat Tabrani)
“Maka apabila engkau telah berada di dalam keluangan (setelah tadinya engkau sibuk), maka (bersungguh-sungguhlah bekerja) sampai engkau letih, atau tegakkanlah (persoalan baru) sehingga menjadi nyata.” Demikian pesan QS. 94:7

Jelaslah bahwa bekerja merupakan bagian dari ibadah, sudah tentu karena bagian dari ibadah apakah kita melakukannya jika ada yang melihat saja ?? Tidak bukan. Dimana dilakukan dengan sungguh-sungguh dan maksimal karena Allah. Ada tiga hal yang dijelaskan dalam alquran terkait etos kerja seorang muslim. Pertama, kerja adalah ibadah (QS. Azzariyat : 56). Kedua, kerja adalah amanah (QS. Al ahzab: 72) dan kerja adalah rahmah (QS. Ibrohim: 7).

Begitu juga dalam organisasi perusahaan seperti kisah sang ibu dan anak diatas. Kita sudah diberikan target dan tujuan yang jelas, tinggal team melaksanakan sesuai yang ditargetkan tersebut, jika ada yang kurang paham atau tidak jelas bisa bertanya kepada orang yang lebih paham, yaitu pada team yang lain yang dan juga pada relasi dan referensi media internet. Lalu jika ada suatu keputusan yang harus langsung ke atasan langsung bisa menanyakan.

Kuatkan tekad bahwa kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri, kita bekerja dengan tujuan bukan hanya mencari gaji semata, tapi bagian dari bentuk ibadah kita, dimana manfaat apa yang kita kerjakan adalah untuk banyak orang sesuai makna perusahaan dengan visi misi dan filosofi yang mulia.

Selalu semangat dan yakin bahwa kita bisa meraih sukses dan mulia bersama-sama, bawa kendaraan perusahaan ini sampai ke tujuan yaitu SUKSES MULIA.

FIGHT !!

note: Tulisan yang pernah saya share untuk team di Perusahaan

Jumat, 04 Mei 2012

Kekuatan kebiasaan yang diulang


Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. 

Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah. Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"
Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
=============================================================,
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!
Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, jujur, peduli, adil, kerjasama & lain sebagainya.
Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.

Sukses untuk kita semua
Agung Nugroho Susanto

Belajar dari seekor Elang

Belajar dari Elang


Segala sesuatu di dunia ini memiliki manfaat bagi umat manusia. Seluruh makhluk hidup beserta pola hidupnya juga mengandung nilai-nilai filosofis yang luar biasa, karena dapat kita gunakan untuk menjalani kehidupan dengan lebih cerdas dan bijaksana. Salah satunya adalah nilai-nilai filosofis dari kehidupan burung elang.

Elang merupakan binatang yang mempunyai umur panjang, dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai usia tersebut ia harus membuat keputusan besar pada umurnya yang ke-40. Saat itu, cakarnya mulai menua, paruh menjadi panjang dan bengkok sehingga hampir menyentuh dada. Sayapnya menjadi berat karena bulunya sudah tumbuh lebat dan tebal sehingga menyulitkannya untuk terbang.

Ia hanya mempunyai 2 pilihan: menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yang menyakitkan selama 150 hari. Sebelum transformasi dilaksanakan, maka ia harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk membuat sarang di tepi jurang dan tinggal di sana selama proses berlangsung.

Pertama, ia harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh terlepas dari mulutnya dan menunggu beberapa hari hingga paruh baru tumbuh. Dengan paruh yang baru, ia harus mencabut satu per satu cakarnya. Ketika cakar-cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu-bulu di badannya satu per satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.

Lima bulan kemudian bulu-bulu yang baru sudah tumbuh. Saat itulah ia baru dapat terbang kembali. Dengan bulu, paruh dan cakar baru ia mulai menjalani 30 tahun kehidupan berikutnya dengan penuh energi.


Tak berbeda dengan kehidupan burung elang yang bertransformasi, dalam hidup ini suatu ketika kita juga harus membuat sebuah keputusan besar untuk melakukan pembaharuan. Lepaskan segala hal negatif dari masa lalu yang membebani pikiran dan usaha kita, misalnya kebencian, kecemburuan, dendam, kesedihan,dan  kebiasaan buruk lainnya. Melepaskan segala hal negatif di masa lalu mungkin juga sulit dan menyakitkan sehingga memerlukan komitmen, semangat dan motivasi yang kuat. Ganti kebiasaan tersebut dengan kebiasaan  baru yang baik.
Proses awal tentu tak mudah, seperti elang tadi yang diperlukan kegigihan dan pengorbanan yang luar biasa. namun akhirnya dengan konsistensi maka kebiasaan lama yang buruk lambat laun akan tergantikan dengan kebiasaan baru yang lebih positif. 

Pemikiran akan mempengaruhi Tindakanmu
Tindakan akan mempengaruhi Kebiasaan.
Kebiasaan mempengaruhi Karakter
Dan Karakter mempengaruhi nasib kamu.

"Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya. "
-Albert Einstein-
Dari sinilah kita harus melakukan perubahan ataukah menjadi korban keadaan. Sudah banyak bukti bahwa orang-orang yang mampu menghancurkan beban masa lalu ataupun kebiasaan-kebiasaan buruk di masa lalu, maka ia akan berhasil mencapai kesuksesan. Lihat saja dalam dunia kerja, bisnis, olah raga, seni kreatif, dan lain sebagainya.
Melepaskan pengalaman atau kebiasaan-kebiasaan buruk di masa lalu adalah sebuah pilihan. Sebagai mahkluk yang berakal dan lebih mulia dibandingkan elang, sudah seharusnya kita mampu bersikap lebih baik, arif dan lebih kuat dari yang bisa dilakukan oleh elang.
Setiap hari adalah kesempatan untuk terus berbenah. Setiap tarikan nafas merupakan awal kehidupan baru dan Anda semua pasti mampu menjadikan kehidupan Anda lebih membahagiakan & berarti bagi orang lain.

Salam sukses mulia!

Senin, 02 April 2012

Pemimpin yang selalu ada


Pemimpin yang selalu ada

Seorang pemimpin adalah inspirator bagi anak buahnya. Kesuksesan seorang pemimpin serta chief executive officer (CEO) perusahaan sangat dipengaruhi kemampuannya dalam membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada atau "mengada".
Pemimpin perusahaan harus jeli melihat segala sesuatu di sekitarnya menjadi hal yang lebih bernilai. Tak hanya menangkap peluang bisnis, termasuk juga dalam dinamika dalam perusahaannya.
Misalkan dalam hal berinovasi produk. Walau memiliki divisi khusus riset, peranan CEO memunculkan ide-ide sangat penting. CEO harus mampu melihat hal-hal mendasar yang terkesan sederhana, setelah dirancang sedemikian rupa mampu menjadi suatu yang berharga.
Contoh sederhana dalam bisnis yang saya geluti yaitu laundry. Dalam proses produksi, ada suatu fakta bahwa kualitas air di tiap daerah berbeda-beda. Ada yang bagus, namun di beberapa tempat kualitas airnya buruk dan penuh bakteri.
Air berkualitas buruk menjadi hambatan besar bisnis saya. Kualitas dan kebersihan air sangat penting dalam bisnis laundry. Bayi dan orang yang memiliki kulit sensitif akan merasa gatal ketika menggunakan pakaian yang dicuci dengan air berkualitas buruk, sekalipun menggunakan detergen kualitas terbaik. Apa solusinya?
Saya lantas teringat proses produksi di gerai air minum isi ulang. Ada proses sterilisasi air dengan sinar ultraviolet hingga bisa diminum. Dari sini, tercetus ide untuk menerapkan proses sterilisasi air pada bisnislaundry, seperti pada gerai air isi ulang.
Ide ini saya lemparkan ke divisi riset kami. Hasilnya, kami berhasil membuat alat steril air yang dipasang di pipa air menuju mesin produksi. Ide sederhana ini memecahkan kendala kebersihan (hygienis) air.
Alat itu kini telah dipasang di ratusan gerai Simply Fresh Laundry. Bahkan kami mendapat penghargaan Rekor MURI sebagai laundry kiloan pertama yang menggunakan teknologi ultraviolet.
Hal lain dalam kemampuan "mengada" seorang CEO adalah saat dihadapkan pada pertumbuhan bisnis beberapa outlet kami yang kurang baik atau tidak sesuai target. Berbulan-bulan staf, supervisor, sampai manajer tidak mampu mengatasi kendala ini.
Sebagai pemimpin mereka, saya harus turun untuk membantu mengatasinya. Ternyata solusinya sangat sederhana dan ada di depan mata mereka, tapi kesulitan memformulasikannya sebagai solusi atas problem.
Kesimpulannya, untuk memecahkan suatu persoalan kita harus keluar dulu dari masalah itu. Ibarat melihat suatu benda yang kecil, jika benda terlalu dekat dengan mata maka tidak akan terlihat dengan jelas (buram). Setelah benda kita jauhkan akhirnya kita dapat melihat dengan jelas benda tersebut.
Kemampuan ini sangat dipengaruhi salah satu kecerdasan yang harus kita latih, yaitu kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ). EQ yaitu kemampuan mengendalikan emosi yang ada di dalam hati. Dengan kecerdasan EQ, otomatis kecerdasan intellectual quotient (IQ) akan ikut meningkat dengan sendirinya.
Dengan EQ dan IQ yang seimbang maka ide-ide yang out of the box, dan kemampuan mengatasi problem akan menjadi terasa mudah. Berdasar penelitian, orang yang mudah emosi hatinya selalu tidak tenang dan akan menurunkan kecerdasan otak atau IQ. Untuk itu wajib bagi seorang pemimpin menggali  dan menyeimbangkan kemampuan tersebut.
Salam sukses selalu.