banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Senin, 14 September 2015

Konseptual Era


Tulisan dari Pak Roni (Founder TDA) ini cukup menarik untuk dikaji dan diambil intisarinya :

Daniel Pink di buku A Whole New Mind menulis bahwa sekarang ini era informasi sudah lewat. Informasi yang berlimpah bukan lagi dianggap sebagai aset yang bernilai.

Sekarang adalah era Konseptual, era beyond information di mana kita dituntut untuk bisa mencipta dan berempati, bukan sekedar menjadi pekerja intelektual yang terfokus pada pekerjaannya saja.

Ada 6 kemampuan yang dituntut di Era Konseptual ini, yang semuanya berorientasi menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Ya, era masa depan adalah untuk yang bisa menyeimbangkan kedua belahan otak ini.

1. Fungsi dan DESAIN. Tidak lagi cukup menciptakan produk yang fungsional, tapi juga harus indah berestetika, menyentuh emosi dan ada experience dalam menggunakannya.

2. Argumen dan CERITA. Informasi dan data yang membanjir tidak cukup lagi sebagai landasan berargumen yang logik dan efektif. Pemahaman dan persuasi akan lebih bisa diterima dalam bentuk cerita yang menyentuh.

3. Fokus dan SIMPONI. Era Industri dan Era Informasi sangat dibutuhkan kemampuan untuk fokus dan spesialisasi. Tapi di Era Konseptual itu tidak lagi cukup. Kemampuan menciptakan simponi yang lebih dibutuhkan, yaitu menggabungkan hal-hal berbeda sehingga tercipta gambar yang utuh dan indah. Connecting the dots, istilahnya Steve Jobs.

4. Logis dan EMPATI. Era Informasi mengantarkan manusia makin berpikir logis dan mampu beranalisa. Tapi itu tidak lagi cukup di masa depan. Logika harus diimbangi dengan kemampuan berempati, kemampuan memahami orang lain, menjalin relasi dan peduli terhadap sesama.

5. Serius dan BERMAIN. Tertawa, bermain, humor dan perasaan positif telah terbukti berpengaruh terhadap kesehatan dan mental. Ada waktu serius, ada waktu tidak serius atau bermain. 

6. Akumulasi dan MAKNA. Era Informasi menuntut segalanya serba lebih, lebih dan lebih lagi. Kelimpahan materi menjadi pesonanya. Namun akhirnya akumulasi itu kehilangan makna dan membuat manusia kehilangan orientasi hidup. Materi yang diakumulasi akhirnya mengendalikan mereka. Kita perlu materi tapi jangan sampai ia menguasai kita. Kita harus bebas darinya. Hidup itu perlu makna selain akumulasi. Perlu kepuasan spiritual dan terhubung dengan terhubung dengan Sang Maha Pencipta.

Desai, cerita, simponi, empati, bermain, makna. Enam kemampuan ini menjadi bekal yang harus dimiliki untuk mengarahkan kehidupan di masa kini.

Badroni Yuzirman

Minggu, 23 Agustus 2015

Pergaulan Tentukan Kesuksesan



Mark Victor Hansen adalah orang yang menciptakan seri buku Chicken Soup. Waktu penghasilannya baru mencapai $ 1 juta, ia bertemu dengan Anthony Robbins dan bertanya padanya. “Penghasilan Anda demikian besar, bagaimana saya bisa mencapainya juga ? Anthony bertanya, “Siapakah kelompok pemikir utama Anda ?” Ia menjawab, “Kelompok jutawan”. Anthony Robbins berkata, “Itulah kekeliruan Anda. Anda harus bergaul dengan kelompok miliarder, pasti mereka akan membuat Anda berpikir pada tingkatan mereka.” Kini Hansen hampir mencapai angka penghasilan $ 1 milyar.

Seorang teman atau komunitas tertentu bisa mempengaruhi kita baik atau buruk. Hal ini diteguhkan juga oleh penelitian yang dilakukan Dr. David dari Universitas Havard, yang menyimpulkan bahwa setelah 25 tahun hidup teman-teman Anda memiliki pengaruh terhadap hidup atau kesuksesan Anda. Pada dasarnya manusia memang senang beradaptasi atau mengikuti pola hidup lingkungannya. Bila kita bekerja di antara orang-orang yang rajin, berdisiplin tinggi, selalu menjaga mutu dan kualitas, jujur, maka cepat atau lambat kita akan meniru gaya hidup mereka. Namun sebaliknya, bila kita bekerja di lingkungan yang orang-orangnya cenderung malas, telat, tidak disiplin, suka membolos, curang, maka pelan tapi pasti kita akan melakukan hal yang sama.

Karena itu, bila kita ingin berhasil, tempatkanlah diri kita pada jalur yang benar. Tetapkanlah diri kita untuk selalu bergaul dengan pribadi-pribadi yang dapat memberi pengaruh positif, dan masa depan yang cemerlang pun tersedia bagi kita. Seorang bijak berkata, tunjukkanlah kepadaku sahabat-sahabatmu dan aku akan menunjukkan masa depanmu. Ini juga berlaku tidak pada pekerjaan saja tetapi juga semua hal. Carilah pergaulan yang baik, punya prinsip tidak mudah terpengaruh.

Dan sebenarnya sudah dijelaskan dari dulu oleh nabi Muhammad SAW . Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda yg maknanya : "seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya, oleh karena perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian." (HR. Ahmad dengan sanad Hasan)

Mari optimalkan diri dengan mengejar impian, bukan diam apalagi menunggu dikejar.
Gali potensi diri dengan belajar ,keluarkan segala daya upaya kreatifitas dan ide pengembangan yg tereksekusi.

Ribuan lidi kan kuat daripada satu lidi yang mudah dipatahkan.
Mimpi besar kan mudah dicapai jika bersama saling menguatkan.

KITA TIDAK  BISA TERBANG SEPERTI ELANG
KALAU KITA HIDUP DI KUMPULAN KALKUN.
#BeraniBermimpi #BeraniBerubah

Bagaimana cara membangun TEAM HEBAT dalam perusahaan ?
Baca selengkapnya di buku saya.
Info : www.edubuku.com


Sabtu, 01 Agustus 2015

Komentar buku Jurus Jitu Membangun Bisnis Berkah Omset Milyaran

 

Pentingnya Budaya Perusahaan



Perusahaan/bisnis yang dapat melewati perubahan zaman hingga sampai beberapa generasi adalah yang memiliki Value/Budaya perusahaan yang kuat. 

Terbukti perusahaan-perusahaan di Amerika, Jepang dan Korea yang memiliki Value kuat menjadi sebuah perusahaan yang terus berkembang.

Bahkan dalam suatu Riset oleh Kotter & Heskett bahwa perusahaan yang memiliki budaya/value yang kuat menghasilkan :
-Revenue 4x lebih tinggi
-Kualitas tenaga kerja 7x lebih baik
-Nilai saham 12x lebih tinggi
-Keuntungan bersih lebih dari 700%

Riset lain oleh Jim Ware, dampak perusahaan yang memiliki budaya yang lemah:
-Penurunan nilai aset sebesar 82% dalam jangka waktu 3 tahun.
-Turn Over karyawan hingga 50%

Untuk itu jika ingin bisnis anda terus tumbuh berkembang diperlukan penanaman value/budaya perusahaan sesuai visi misi yang hendak dicapai.

Membangun Value bukanlah proyek yang sekali jadi, butuh proses berkelanjutan disertai komitmen oleh para pihak di dalam perusahaan/bisnis.

Caranya yaitu dengan tentukan dulu nilai dasar yang ingin dijadikan value seperti kejujuran, proaktif, tanggung jawab, pembelajaran dan sebagainya.

Setelah itu tanamkan Nilai-Nilai tersebut menjadi kepribadian anggota perusahaan, baik untuk interaksi internal maupun eksternal.

Salah satu cara penanaman nilai adalah dengan dibiasakan diucapkan dengan penuh semangat ketika briefing pagi.

Baca strategi lengkapnya di buku "Jurus Jitu Membangun Bisnis Berkah Omset Milyaran" yang dijual terbatas hanya di : www.edubuku.com 
atau 




Semua memiliki kekurangan diri

Seorang Ibu di Cina yang sudah tua memiliki dua buah tempayan yang digunakan untuk mencari air, yang dipikul di pundak dengan menggunakan sebatang bambu.

Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya tanpa cela dan selalu memuat air hingga penuh. Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuhnya.

Selama dua tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana ibu itu membawa pulang air hanya satu setengah tempayan.Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya dan sedih, sebab hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.

Setelah dua tahun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia memberanikan diri berbicara kepada ibu tua itu di dekat sungai. "Aku malu, sebab airku selalu bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu."

Ibu itu tersenyum, "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yg satunya? Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu. Dan setiap hari dalam perjalanan pulang, kau menyirami benih-benih itu."

"Selama dua tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Dan sebagian aku jual sebagai tambahan penghasilan. Kalau kau tidak retak, maka rumah ini tidak akan seindah ini, sebab tidak akan ada bunga bertebaran di sana sini."

Kita semua mempunyai kekurangan masing-masing. Namun keretakan dan kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita menyenangkan dan memuaskan. Kita harus menerima setiap orang apa adanya, dan mencari yang terbaik dalam diri mereka.

Setiap orang pasti memiliki karunia masing-masing, demikian pula dengan setiap peristiwa. Maka perbuatan apapun itu, atau peristiwa apapun yang terjadi, pasti ada sisi baik meski sekilas awalnya tampak buruk.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS Al-Baqarah 216)."

Sahabat sesama tempayan yang retak, semoga hari kalian menyenangkan. Jangan lupa menikmati indah dan wanginya bunga-bunga di jalan setapak yang kalian lalui.

Minggu, 31 Mei 2015

Bisnis Berbasis Syariah




 
Sahabatku, seluruh aktivitas seorang muslim harus berbasis syari’ah Islam. Dan ini adalah konsekuensi keimanannya sebagai muslim. Allah SWT Berfirman:
 
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mu’min dan perempuan mu’min, apabila Allah telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Barangsiapa yang bermaksyiat kepada Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah sesat dengan kesesatan yang nyata” (QS. Al Ahzab [33]: 36)
 
Rasulullah saw bersabda:
 
“Tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai hawa nafsunya tunduk dengan apa yang aku bawa (syariah
Islam)” (HR. Al-Hakim).
 
Selalu menyandarkan aktivitas kepada syari’ah adalah kata lain dari takwa. Inilah modal ketiga kita dalam berbisnis. Bagi   kita   para   shariapreneur,   maka   beraktivitas   sesuai syari’ah Islam bukan hanya sebuah kewajiban, namun juga kita sangat meyakini bahwa hanya dengan syari’ah Islam bisnis   dapat    mencapai   kesuksesan   puncaknya.   Sebab syari’ah  adalah  the  highest  quality  standard  (alat  ukur kualitas tertinggi) dalam seluruh aspek kehidupan seorang
muslim. Rasulullah bersabda:
 
“Islam  itu  tinggi  dan  tidak  ada  yang  lebih  tinggi daripadanya” (HR. Ahmad dan Daruquthni)
 
Oleh karenanya dalam aktivitas keseharian bisnispun kita harus terus bersandarkan kepada syari’ah. Memang sudah  semestinya  kita harus  selalu menggunakan  syari’ah yang tidak sekedar pada tataran moralitas (akhlak) saja namun  harus  sampai  kepada tataran  operasional pelaksanaan bisnis kita. Kita yakin tidak akan ada kesuksesan tanpa bersandarkan syari’ah.
 
Meski harta kita banyak, dan bisnis kita sukses secara duniawi.   Apabila   hal   itu   kita   peroleh   tanpa   bersandar
terhadap syariah maka itu hanyalah merupakan keburukan.
 
“Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Al-Maidah [5]: 100)
 
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan  yang  haram.”  (HR.  Ibnu  Majah,  Abdurrazzaq, Ibnu Hibban dan al-Hakim, dishahihkan oleh al-Albani).
 
Dengan selalu bersandarkan kepada syariah ini, kita insyaAllah akan terus berada di jalan ketakwaan. Karena sesungguhnya   bekal   terbaik   adalah   takwa.   Allah   SWT
berfirman:
 
Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (al-Baqarah [2]: 193).
 
Karena sangat pentingnya berbekal pemahaman terhadap syari’ah-syari’ah Allah inilah sahabat, sepupu, sekaligus menantu Rasulullah saw Imam Ali karamallahuwajhahu berkata:
 
“Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu   agama,   maka   dia   pasti   akan   terjerumus   dalam   riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus.”
 
Sahabatku   shariapreneur,   setiap   akan   berbisnis   atau bekerja   kita   wajib   memahami   syari’ah   terkait   bisnis   atau pekerjaan yang akan kita lakukan itu, sebagaimana juga kita wajib mengkaitkan seluruh aktivitas kita lainnya kepada syari’at Islam. Sobatmu Hamba Alloh. 

Minggu, 26 April 2015

Syarat Kerja Bernilai Ibadah

Mungkin Anda sering mendengar bahwa kerja adalah ibadah. Bahkan untuk menguatkan hal itu para pembicara menyampaikan hadits yang intinya, “Ada dosa yang tidak bisa dihapus dengan sholat, zakat, puasa dan haji sekalipun tetapi hanya bisa dihapus dengan kelelahan karena mencari nafkah penghidupan.” Nah, salah satu cara mencari nafkah adalah dengan bekerja.
Namun benarkah bekerja itu ibadah? Tergantung. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kerja Anda bernilai ibadah. Pertama, niatkan bekerja sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah memang bukan hanya di tempat ibadah atau saat menjalankan aktivitas ritual. Semua sendi adalah ibadah, termasuk bekerja.
Bahkan hal yang kecil, contohnya masuk kamar mandi ibadah, membuang sampah pada tempatnya juga ibadah. Semua hal dimana Anda menyertakan Allah dalam aktivitas itu, berpeluang besar bernilai ibadah.
Kedua, cara yang dilakukan harus benar. Niatnya benar tapi caranya keliru tak akan bernilai ibadah. Anda sholat, niatnya benar karena Allah, tetapi sujudnya diganti dengan koprol, walau Anda ikhlas tak akan bernilai ibadah. Begitu juga dengan bekerja. Cara bekerjanya harus benar, di tempat yang benar, tidak bertentangan dengan ketentuan-Nya.
Jadi, walau Anda ikhlas karena Allah tetapi Anda bekerja di tempat yang diharamkan atau memperoduksi barang dan jasa yang dilarang oleh Sang Pemberi Rezeki maka lelah Anda selama bekerja tak ada nilainya di sisi Allah. Anda hanya memperoleh penghasilan tetapi tidak memperoleh ganjaran. Sungguh rugi, bekerja mencari rezeki tetapi justru menjauh dari Sang Pemberi Rezeki.
Ketiga, Anda harus enjoy, tulus dan senang. Segala sesuatu yang dilakukan dengan mengeluh dan penuh keterpaksaan tidak akan bernilai ibadah. Jadi bila Anda kerja, namun Anda lebih sering terpaksa, mengeluh, bahkan terkadang mencaci perusahaan tempat Anda bekerja maka jangan berharap Anda mendapat pahala. Anda mungkin mendapat gaji yang utuh tetapi pahala dan keberkahan rezeki akan menjauh dari Anda.
Bagaimana agar bekerjanya enjoy? Bekerjalah dengan passion Anda, agar lelah, keringat dan jerih payah Anda mendapat balasan berlimpah di dunia (penghasilan, penghargaan dll) dan juga bisa menjadi bekal untuk kehidupan setelah dunia. Itulah pentingnya Anda menemukan passion dan bekerja sesuai dengan passion. Karena dengan cara itu Anda berpeluang besar mendapatkan keuntungan di dunia dan tempat terhormat di kehidupan akhirat.
Ingatlah ketiga hal tersebut di atas: niat, cara dan enjoy agar kerja Anda bernilai ibadah. Sehingga, penghasilan berlimpah, pahala terus bertambah dan hidup semakin SuksesMulia dan berkah.
Salam SuksesMulia!

Sumber : http://jamilazzaini.com/benarkah-kerja-ibadah/

========

“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (profesional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” (HR Ahmad).
“Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah” (HR Ahmad).
"Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll)." (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)