Hal BESAR di awali dari sesuatu yang kecil. Begitu pula dalam menggapai kesuksesan, tidak ada yang instan semua butuh proses dan perjuangan. Inilah blog mengenai perjalanan, pengalaman, pembelajaran, petunjuk, hidayah dan PERJUANGAN. Semoga kita dapat menggapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
banyak memberi banyak menerima

Rabu, 29 Januari 2025
4 GOLONGAN AHLI SURGA
Sabtu, 18 Januari 2025
Biasa Saja Hadapi Dunia
Biasa Saja..
Sungguh, kehidupan ini tidak selamanya indah seperti cerita Romantis di film Korea. Dunia ini adalah daarul ibtilaa’ (negeri tempat ujian dan cobaan).
Allah Swt. berfirman, “Wahai manusia, Kami akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan untuk menguji iman kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali.” (QS Al-Anbiya: 35).
Ujian kehidupan bukan hanya berupa kesempitan, tapi juga kenikmatan.
Maka wajar saja Umar bin Khattab berujar “Aku tidak peduli atas keadaan susah dan senangku, karena aku tidak tahu manakah di antara keduanya itu yang lebih baik bagiku.”
Jadi sikap terbaik dalam menjalani hidup adalah “biasa saja”.
Ketika mendapat kenikmatan, biasa saja. Tidak takabur, sombong, atau berfoya-foya. Justru malah semakin tawadhu..
Pun ketika mendapat kesempitan, juga biasa saja. Tidak sedih berlebihan, meratapi nasib, atau menyalahkan. Justru malah bermuhasabah perbaikan diri..
Imam Syafii berpesan “Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu."
Wahai sahabatku Genggamlah dunia, hingga dia datang kepadamu dengan tunduk hina.
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.”
Salam Sukses Berkah Berlimpah!
Senin, 23 Desember 2024
Kendalikan pikiran dan perasaan
Jangan sampai dunia fisik mengendalikan pemikiran & perasaan
Seringkali pikiran dan perasaan kita dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi disekitar kita.
Padahal pikiran dan perasaan yang positif sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita. Dalam sebuah hadits disebutkan “Allah sesuai prasangka hamba-Nya”.
Kalau prasangka kita baik atau buruk maka itulah wujud doa dan harapan kita. Dan itulah yang akan mewujud nyata dalam kehidupan nyata.
Dalam hadits yang lain “Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad [berjuang] melawan dirinya dan hawa nafsunya”
Artinya memang menjadi tantangan bagi diri untuk tidak terbawa dengan pemikiran dan perasaan yang membawa kepada hawa nafsu.
Jadikah pribadi yang kuat yang tidak mudah terbawa pada situasi dihadapan. Anak yang rewel, pengendara ugal-ugalan, perkataan tidak mengenakan, teguran dan sebagainya jangan dimasukkan dalam perasaan, kendalikan lalu alihkan.
Inilah salah satu kunci kesuksesan hidup, berupa pengendalian diri yang luar biasa. Tidak terbawa kepada keadaan yang berpengaruh kepada pikiran dan perasaan.
Jaga terus pikiran dan perasaan yang baik, maka itulah wujud prasangka dan doa kepada Allah SWT yang kan mewujud nyata. InshaAllah.
Salam Sukses Berkah Berlimpah!
Jumat, 06 Desember 2024
4 Penyebab Hati Gelisah
Jumat, 08 November 2024
Prioritas Amal
Prioritas Amal
Dalam keseharian sering kita berada dalam kondisi benturan kondisi, bingung mana yang hendak didahulukan.
Ust Dwi Condro dalam Kajian Fiqih Aulawiyah katakan Untuk menentukan prioritas dalam beramal, kita tidak boleh hanya mengandalkan logika.
Tidak boleh hanya mengandalkan pertimbangan manfa’at dan mudharat.
Tidak boleh hanya mengandalkan kesesuaian dengan hawa nafsunya.
Bila terjadi “benturan” dalam beramal, bagaimana membuat skala prioritasnya?
1.Bila mubah bertemu sunnah, maka yang sunnah harus didahulukan. Misal dahulukan sholat dhuha (sunnah) daripada aktivitas nonton film.
2.Bila sunnah bertemu wajib, maka yang wajib harus didahulukan. Misal dahulukan membayar utang (wajib) daripada sedekah (sunnah).
3.Bila wajib bertemu wajib, mana yang harus didahulukan? Fardlu ‘ain harus didahulukan dari fardlu kifayah.Namun harus diingat, fardlu kifayah bisa juga menjadi fardlu ‘ain, apabila pelaksanaannya belum sempurna.
Kesimpulannya urutan Prioritas amal:
1. Amalan wajib yang bersifat dharuriyat (Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia akan
hancur atau musnah)
2. Amalan wajib yang bersifat dharuriyat di bawahnya.
3. Amalan wajib yang bersifat hajiyat (Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia hanya akan mengalami kesukaran.)
4. Amalan wajib yang bersifat tahsiniyat (Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia hanya akan kurang sempurna , tidak harmonis, kurang indah.)
5. Amalan wajib kifayah.
6. Amalan yang sunnah.
7. Amalan yang mubah.
Skala prioritas perkara dharuriyat :
1. Hifdzud-din. Menjaga agama.
2. Hifdzun-nafs. Menjaga jiwa.
3. Hifdzun-nasl. Menjaga keturunan.
4. Hifdzul-karamah. Menjaga kehormatan.
5. Hifdzul-aql. Menjaga akal.
6. Hifdzul-mal. Menjaga harta.
Contoh :
1.Memberi nafkah untuk kebutuhan makan adalah perkara dharuriyat. Kebolehan berhutang untuk nafkah adalah perkara hajiyat. Membayar hutang tepat waktu adalah perkara tahsiniyat. Jika uang terbatas, maka memberi nafkah harus didahulukan dari membayar hutang
2. Makan untuk menjaga jiwa adalah perkara dharuriyat. Kewajiban mencari nafkah dengan berburu adalah perkara hajiyat. Kewajiban makan daging yang halal adalah perkara tahsiniyat. Jika di hutan tidak ditemukan binatang buruan kecuali babi, maka makan daging babi untuk menjaga jiwa harus didahulukan.
Minggu, 03 November 2024
Kecerdasan tampak dari adab
Kecerdasan Tampak Dari Adab
KH hafidz Abdurahman menyampaikan dalam satu kajian wali santri bahwa kesempurnaan akal (kecerdasan) terpancar dari adabnya (akhlak yang mulia).
Artinya tanda akal seseorang yang belum sempurna (bodoh) juga terpancar dari buruknya adab.
Berperilaku bukan melalui proses berpikir (akal), tapi PERASAAN-nyalah yang menjadi FAKTA.
Perasaan yang buruk membuat semua fakta sebaik apapun dipandang buruk.
Fenomena yang dalam bahasa jawa disebut sebagai Gebyah Uyah / menyamaratakan sesuatu yang berbeda menjadi versi nya sendiri.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. A’raf : 179)
Rabu, 09 Oktober 2024
Karakter Jiwa Kesatria
Dalam kitab Ma’ayir Rujulah karya syeikh sholih Matar Disebutkan bahwa Jiwa ksatria /Rujulah yang harus dimiliki oleh laki-laki dan perempuan
berdasar Al-Qur'an dan Hadits Nabi menyebut Rujulah dengan kriteria:
[1] Mengikuti Nabi dan Rasul'
[2] Mendirikan shalat, menunaikan zakat;
[3] Menjaga kebersihan'
[4] Kuat, tegas dan tegar;
[5) Sanggup mengemban tugas keagamaan;
[6] Cerdas;
[7] Takut kepada Allah;
[8] Mengutamakan orang lain;
[9] Baik;
[10] Berbuat Ihsan; [11] Amar Makruf dan Nahi Munkar; [12] Memberi nasihat
Hubungan antara rujulah dengan akhlak yang baik : [13] Qanaah (merasa cukup/rela atas pemberian Allah) [14] Tawadhu (tidak sombong) [15] Menjaga Lisan [16] Ambisius [17] Berani [18] Dermawan [19] Pemaaf dan Penyabar [20] sabar [21] Amanah [22] Izzah [23] Adil [24] Mengakui Kelebihan Orang Lain [25] Menjaga Iffah (kesucian hati dengan mata , pendengaran, lisan dijaga) [26] Tafaul (optimis) [27] Mempunyai tujuan / target [28] Menjaga Muruah (harga diri) [29] Bersih [30] Mempunyai Ghiroh [31] Berilmu [32] Punya Rasa Malu [33] siap memikul tanggung jawab (bekerja/maisah, tanggung jawab politik,dsb) [34 ] Takwa [35] Taubat [36] memanfaatkan waktu [37] Mempunyai Himmah (cita-cita) yang tinggi [38] Bijak [39] Teguh, Tegar, dan Konsisten [40] Berhias dengan adab yang baik [41] Positif dalam berpikir dan tindakan [42] tawazun (seimbang) dan tawasuth (tidak ekstrem) [43] Menunaikan janji dan komitmen [44] Mengevaluasi dan menerangi jiwa (nafsu) [45] Penuh Kasih Sayang [46] Jujur
Bukan karakter Rujulah: [1] Sombong (angkuh]; [2] Taswif (suka menunda pekerjaan); [3] Mudah putus asa;[4] Mudah marah tidak karuan/tidak jelas; [5] Ghibah dan namimah; [6] Tergesa-gesa; [7] Merendahkan dan meremehkan orang lain; [7] Menyebarkan keburukan; [8] Mengingkari kebaikan orang; [9] Bakhil (pelit); [10] Tamak (rakus/serakah); [11] Hasad; [12] Mulut culas; [13] Malas; [14] Lemah himmah; [15] Berburuk sangka; [16] Dungu; [17] Menipu; [18] Bodoh; [19] Cabul dan bermulut kotor; [20] Berkhianat, dan tidak mempunyai komitmen kuat.