banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Kamis, 21 Desember 2017

Syariat dulu baru Manfaat kemudian



Di era sosial media ini siapapun bisa ungkapkan apa yang ada dikepalanya ke sosmed.

.

Isi kepala yang “keluar” sesuai dengan maklumat shabiqah (informasi awal) yang ia terima sebelumnya.

.

Bila bacaan/orang2 disekitarnya ukuran baik buruknya adalah asas manfaat tanpa peduli syariat maka itulah yang keluar.

.

Begitu pula sebaliknya bagi yang disekitarnya dekat dengan alim ulama (secara bahasa artinya orang yang berilmu agama) maka ukuran baik buruk pertama berdasar syariat, bila sesudah sesuai baru kemudian boleh diukur dari sisi manfaatnya.

.

Namun sayang sekarang banyak yg kedepankan nafsu ketimbang akal, tumpahkan isi pikiran bukan atas kebenaran tapi pembenaran.

.

Padahal setiap ajakan / pemikiran yang dikeluarkan dapat pengaruhi mereka yang membacanya, celakanya pemikiran buruk yang diikuti menjadi dosa yang harus ditanggung si peng-ide awal tersebut.

.

“siapa saja yang mengajak kepada kepada kebenaran, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakan tanpa dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)

.

Maka bijaklah keluarkan isi hati pikiran! #yukhijrah #suksesmulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar