banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Jumat, 18 Januari 2019

Masjid Sultan Singapura






Masjid Sultan Singapore

.

Struktur awal masjid ini dibangun sekitar 1826 oleh masyarakat Jawa yang kebanyakan pedagang awal di Singapura. Seperti halnya masjid-masjid lainnya di Jawa, atap masjid ini bertumpang tiga dengan gaya tradisional Jawa bermakna setiap orang ingin mencapai kesempurnaan hidup baik di dunia maupun di akhirat haruslah dapat melampaui 3 tingkatan, yakni hakekat, syari’at, dan ma’rifat. 

.

Kemudian pada 1920-an masjid tersebut dibangun kembali seperti sekarang. Dan kini telah direnovasi dan ditetapkan sebagai salah satu pariwisata Singapura.

.

Wisatawan dari berbagai negara dunia hanya boleh masuk sampai halaman saja serta diluar jam sholat lima waktu, dan oleh pengurus masjid disediakan semacam jubah dan sarung bagi wisatawan dengan pakaian yng terlalu terbuka.

.

Menariknya sebagai rujukan salah satu tempat wisata oleh pengurus masjid dijadikan juga tempat syiar agama Islam. Disana ada headphone yang bisa untuk mendengarkan suara adzan serta informasi seputar Islam.

.

Sebagai negara sekuler, serta muslim sebagai minoritas adzan dilarang diperdengarkan menggunakan speaker keluar, dan MUIS (lembaga tertinggi urusan agama Islam) juga mengawasi khutbah Jumat di setiap masjid untuk memastikan isi khutbah sesuai dengan konsep negara Singapura yang majemuk. Para penceramah yang datang dari luar pun diwajibkan mengurus izin ceramah kepada MUIS, sebelum mereka bisa berceramah di Singapura.

.

InshaAllah kelak ketika seluruh negeri muslim bersatu kembali, tanah-tanah melayu nusantara juga ikut kembali bersatu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar