banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Rabu, 21 Oktober 2020

BERCITA-CITA bukan BERANGAN-ANGAN

 

BERCITA-CITA ITU DIPERINTAHKAN DALAM ISLAM,

NAMUN BERANGAN -ANGAN JUSTRU DILARANG.

Aktivitas yang benar adalah hasil pemikiran yang benar. Jika berpikir tidak benarmaka aktivitas juga menjadi tidak benar. Salah satu contoh berpikir tidak benar adalah berpikir sesuatu yang tidak bisa direalisasikan.Sekedar angan- angan belaka.

 Dapat direalisasikan bukan berarti harus mudah direalisasikan. Berpikir besar dan rencana besar sering tidak mudah direalisasikan namun bukan tidak mungkin direalisasikan. Inilah perbedaannya, bukan harus mudah tapi dia mungkin atau mampu untuk direalisasikan (realizable).

 Islam melarang umatnya untuk berpanjang angan-angan, suka berkhayal (thulul ‘amal), tanpa ada upaya untuk merealisasikan apa yang dipahami. Islam adalah agama praktis yang menilai manusia dari amal perbuatannya.

 Oleh karena itu, sesungguhnya merealisasikan sebuah konsep atau ide yang baik merupakan tabi’at dari ajaran Islam. Allah sangat membenci orang-orang yang sudah memiliki pemahaman namun tidak mau merealisasikan pemahamannya tersebut.

 Imam Ali karamallahuwajhahu pernah berkata, “Sesungguhnya ada hal yang paling aku khawatirkan atas kalian, yakni mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu bisa mengakibatkan orang menyimpang dari kebenaran, sementara panjang angan-angan bisa menjadikan orang lupa akan akhirat.” (HR. al-Baihaqi dalam Sya'b al-Iman, VII/369).

 


Angan-angan itu muncul karena dorongan hawa nafsu, seperti yang disebutkan oleh Imam as-Suyuuthi dalam Jami’ al-Hadits bahwa thuulul amal huwa raja’un ma tuhibbuhu an-nafsu (harapan yang timbul karena keinginan nafsu).


Sedangkan cita-cita, ia muncul dari pemikiran yang benar, juga renungan yang mendalam tentang keadaan masa depan apa yang bisa mendatangkan maslahat untuk dirinya dan juga umat.


  “Orang yang cerdas adalah orang yang sudi mengoreksi diri dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang yang lemah (bodoh) adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya, lalu berangan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, beliau mengatakan haditsnya hasan)


Mengenai Hadits ini Al-Manawi dalam at-Taisir bi Syarhil Jaami’ ash-Shaghiir berkata, “Antara cita-cita dan angan-angan itu berbeda. Barangsiapa yang tidak mengolah tanah, tidak menaburinya dengan benih, namun dia menunggu datangnya panen, maka dia hanyalah pengandai yang terpedaya dan bukan orang yang bercita-cita. Karena orang yang bercita-cita itu adalah orang yang mengelola tanah, menaburinya dengan benih, mengairinya dengan air dan melakukan sebab-sebab yang logis untuk ikhtiar, lalu selebihnya dia berharap kepada Allah agar menghindarkan dari segala hama dan memberikan karunia panen raya.”


 “Bersungguh-sungguhlah mengupayakan apa-apa yang bermanfaat untukmu, memohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa lemah (pesimis).”

(HR. Muslim).

  

  

 


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar