banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Selasa, 10 September 2019

Paradoks

“Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. 

.

Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)

.

Membaca hadits ini seakan sebuah paradoks (seolah bertentangan) padahal sejatinya sebuah petunjuk (kunci) kehidupan. 

.

Seperti istilah “banyak memberi, maka akan banyak menerima” yaitu dengan diri berkorban untuk akhiratnya, melepas keinginan-keinginan dunia yang fana dengan ketaatan maka ganjaran berupa kecukupan di hatinya (kebahagiaan), serta dunia pun akan hadir dalam keadaan hina (tidak melekat di hati).

.

Sebaliknya bila diri “pelit berbagi, maka akan pelit dibagi” yaitu hati selalu merasa kurang terikat erat dunia (harta,kedudukan,perasaan,dll). 

.

Ini ilmu tingkat tinggi, tidak sembarang orang mampu menjalankannya. Harus selalu dilatih dengan berbagai excercise.

.

Diantaranya dengan memahami problematika umat, selalu mengingat kematian, empati terhadap penderitaan umat, bersama menguatkan dalam komunitas hijrah/dakwah, belajar agama secara kaafah, memiliki visi kehidupan yang jelas (dari mana, untuk apa hidup didunia dan akan kemana), selalu diniatkan untuk keridhoan Allah SWT, Ber amar maruf nahi munkar, dll..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar