banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Jumat, 01 Juli 2016

Penyakit Sekulerisme Merambah Motivator/Inspirator

Seperti yg anda ketahui, saat ini cari ilmu jd mudah dengan adanya sosial media. Tinggal friend/follow/join orang2 yg jd rujukan lalu pantengin maka anda sudah bisa dapat ilmu-ilmunya, terlebih beberapa diantaranya memang suka berbagi.

Ada yg berbagi tips bisnis, manajemen, branding, teknik iklan, perjalanan bisnis dan lain sebagainya komplit langsung dari sumbernya. Jadi di era sekarang kalau ada yg berdalih ga tau caranya, rasa-rasanya lebih tepatnya ga mau mencari alias malas.

Namun diantara yg menjadi rujukan masih banyak yg terjangkit penyakit sekulerisme, padahal paham ini oleh MUI difatwakan haram diikuti. Yaitu memisahkan urusan dunia dengan agama, dianggap urusan agama adalah tentang ibadah saja, hanya terkait hubungan pribadi dengan Allah semata. Jadi urusan seperti bisnis/ekonomi, politik, sosial dianggap agama ga boleh ikut campur.

Padahal Islam itu agama sempurna yang mengajarkan seluruh sendi kehidupan dan umatnya wajib terikat dengan aturan syariat. Se-wajib sholat 5 waktu atau puasa ramadhan saat ini.

Yang jadi masalah ntah sadar atau tidak kerap sekali beberapa rujukan gencarkan pemahaman ini. Seperti "terlihat sholeh jidat hitam tapi mesum" "berhijab tapi korupsi" "jgn riba jadi alasan usaha gagal" "agama jadi dagangan" dsb,menggiring satu kewajiban dengan perilaku lainnya, dianggap urusan agama jgn dibawa2 dalam kehidupan.

Hijab itu kewajiban, jika ada perilaku yg ga sesuai jgn dikaitkan hijabnya. Terlihat sholeh rajin sholat krn juga jalankan kewajiban, jika ada perilaku menyimpang jgn kaitkan dengan sholatnya. Riba itu larangan yg harus dihindarkan, ada yg sukses walau gunakan riba jgn dijadikan patokan. Berbisnis perlihatkan keagamaan sdh jd keharusan sbg pebisnis muslim utk bedakan dgn usaha lain yg belum syari.

Menjdi masalah karena para followernya kebanyakan awam agama, akhirnya menelan mentah-mentah pemikiran rusak tersebut. Semoga saja tidak banyak yg ikut terpengaruh. 

Pesan saya ambil yang baik-baik seperti ilmu sunatullah bisnisnya, namun jangan ikuti pemahaman yg salah. Untuk bisa bedakan mana baik-buruk, boleh-tidak lagi-lagi kuncinya dengan ilmu. 

Bentengi kerusakan dengan ilmu maka engkau akan selamat.

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak (pula) perempuan mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al Ahzab [33]: 36)

Salam Sukses Dunia dan Akhirat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar