banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Senin, 22 Februari 2021

Berakal



Manusia dengan akal logikanya yang terbatas akan sulit menakar mana perbuatan yang haq dan mana yang bathil.


Di satu waktu bila menyangkut kepentingannya ia beranggapan baik.


Di lain kesempatan dia akan menolak mentah-mentah karena tidak sesuai baginya.


Semua jadi serba relatif tergantung situasi dan kondisi.


Maka dibutuhkan sebuah petunjuk jalan yang lurus, pemandu setiap aktivitas kehidupan.


Yaitu panduan dari Sang Khalik (pencipta).


Ini sudah lumrah dipahami bagi orang beriman yang memiliki akal.


Namun yang terjadi lebih banyak yang ikuti hawa nafsu ketimbang akalnya.


“Dari ‘Aisyah RA, ‘Wahai Rasulullah dengan apa manusia diunggulkan antara satu dengan yang lainnya ketika di dunia? “dengan akal”, jawab Rasul saw. Kemudian ‘Aisyah kembali bertanya: dan di akhirat? “dengan akal”, jawab Rasul saw kembali. “Bukankah mereka akan dibalas sesuai dengan akal mereka?” Tanya ‘Aisyah dalam keraguan. Kemudian Rasul meyakinkannya dan mengatakan: “Dan bukankah manusia beramal sesuai dengan kemampuan akal mereka yang dikaruniai oleh Allah kepada mereka? Pada tingkat mana akal mereka di sana perbuatan mereka berada, dan dari sanalah mereka dibalas.” (HR. al-Hakim al-Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar