banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Minggu, 28 Juli 2019

Hikmah dibalik secangkir kopi


Seorang Ustadz memberikan nasihat kepada muridnya yang banyak mengeluh dan kurang mensyukuri hidup.
.
Ustadz : Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.

.
Tidak berapa lama, sang santri membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula beserta sendok kecil.
.
Ustadz : Coba kamu rasakan kopimu, bagaimana rasanya?
.
Santri : Rasanya sangat pahit sekali, ustadz
.
Ustadz : Tuangkanlah sesendok gula, aduklah, bagaimana rasanya?
.
Santri : Rasa pahitnya sudah mulai berkurang, ustadz.
.
Ustadz : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
.
Santri : Rasa pahitnya sudah berkurang banyak ustadz.
.
Ustadz : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
.
Santri : Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis, ustadz.
.
Ustadz : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
.
Santri : sangat manis sekali, ustadz.
.
Ustadz : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
.
Santri : Terlalu manis. Malah tidak enak, ustadz.
.
Ustadz: Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
.
Santri : Aduh ustadz, rasa kopinya jadi tidak enak, lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gulanya sama-sama terasa.
.
Ustadz : Ketahuilah santriku, jika rasa pahit kopi ibarat ujian hidup dan rasa manis gula ibarat kebahagiaan, lalu menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya seperti apa santriku?
.
Sejenak sang santri termenung, lalu menjawab.
.
Santri : Ya ustadz, sekarang saya tahu, kenikmatan hidup dapat aku rasakan jika aku menjalankan hidup tidak berlebihan,baik dalam keadaan sedih ataupun bahagia.
 Terimakasih atas pelajaran ini, ustadz.
.
Ustadz : 
Manusia tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depannya. Saat ini kita bahagia, sejam kemudian kita bisa dirundung sedih. Saat ini kita sedih, siapa tahu lima menit lagi kabar bahagia datang. Pada akhirnya tidak ada yang patut kita sombongkan. Kita tidak perlu berlebihan menyikapi segala sesuatunya. Yakini bahwa kebahagiaan dan kesedihan pasti berjalan seimbang. Tidak tahu kapan waktunya, yang bisa kita lakukan hanya berusaha taat dan berdoa.
.

“...dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-‘An`am [6] : 141)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar