banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Sabtu, 01 April 2023

Menyewakan Kembali Rumah Yang Disewa Menurut Islam

menyewakan kembali Rumah yang disewa bolehkah menurut islam?


Muamalah ini dalam istilah fiqih disebut dengan al-ijârah ‘alâ al-ijârah, yakni menyewakan barang yang disewa.

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama;

Pendapat pertama, tidak membolehkan.

Dan Pendapat kedua, membolehkan.

Pendapat yang râjih (lebih kuat) menurut syeikh Taqiyuddîn An-Nabhanî adalah pendapat yang membolehkan,

Imam Taqiyuddîn An-Nabhanî selanjutnya menjelaskan, penyewa pertama boleh menyewakan barang yang disewanya dengan 3 (tiga) syarat sbb :

Pertama, telah terjadi serah terima rumah (qabdhu al–‘ain) dari pemilik rumah kepada penyewa pertama. Jika belum terjadi serah terima rumah, tidak boleh hukumnya penyewa pertama menyewakan lagi kepada penyewa kedua.

Kedua, masa sewa penyewaan yang kedua, terjadi dalam jangka waktu masa penyewaan yang pertama. Misal, jika masa sewa penyewaan pertama adalah 1 tahun, boleh penyewa pertama menyewakan lagi kepada penyewa kedua dalam jangka waktu 10 bulan (kurang dari 1 tahun).

Ketiga, tidak boleh risiko (dharar) penyewaan yang kedua lebih besar dari risiko penyewaan yang pertama. Misal, jika penyewa pertama menyewa rumah untuk ditinggali, lalu disewakan kepada penyewa kedua untuk keperluan bengkel las, yang risikonya lebih besar dari risiko penyewaan pertama (hanya untuk ditinggali), maka penyewaan yang kedua ini tidak diperbolehkan menurut syariah. (Taqiyuddîn An-Nabhanî, Al-Syakhshiyyah Al-Islâmiyyah, Juz II, hlm. 328-329). Wallahu a’lam.


(Diambil dari materi tanya jawab bersama Ustadz Shiddiq Al Jawi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar